SOLOPOS.COM - Para bakul kambing menggelar pasar liar di kebun kosong di pinggir jalan Gabugan-Sumberlawang, tepatnya di wilayah Desa Gabugan, Tanon, Sragen, Jumat (10/6/2022). (Istimewa/Huriyanto)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen memperpanjang penutupan pasar hewan selama 10 hari atau sampai 24 Juni 2022 mendatang. Ini dilakukan untuk memutus penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sragen yang jumlah kasusnya naik setiap hari.

Sedianya penutupan pasar hewan hanya selama dua pekan sampai 14 Juni 2022. Di Sragen, ada enam pasar hewan yakni di Sragen Kota, Sumberlawang, Tanon, Sambirejo, dan Sukodono.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penutupan pasar hewan ini membuat sejumlah penjual ternak mengeluh, namun Pemkab bergeming.

“Kami memperpanjang penutupan pasar hewan karena tren kasus PMK di Sragen meningkat. Kebanyakan kasus PMK itu disebabkan penularan dari luar Sragen. Kalau ada bakul hewan yang sambat ya tidak apa-apa,” ujar Kepala Disnakkan Sragen, Rina Wijaya, saat ditemui wartawan di Karangmalang, Sragen, Jumat (10/6/2022).

Penutupan pasar hewan ini juga berlaku untuk pasar kambing meski sebagian besar yang terserang PMK adalah sapi. Rina menjelaskan kambing yang terkena PMK itu tidak terdeteksi secara fisik karena termasuk hewan tanpa gejala (HTG).

Baca Juga: Pasar Hewan Ditutup Gegara PMK, Pedagang Sapi di Sukoharjo Pasrah

Berbeda dengan sapi yang lebih ekspresif ketika terjangkit PMK karena gejala klinisnya tampak. Seperti mulut berbusa, kaki bengkak, dan seterusnya.

“Kalau kambing itu seperti orang tanpa gejala [OTG] saat merebaknya Covid-19. Untuk mengetahui kambing itu positif terkena PMK atau tidak ya dilakukan swab test. Kami belum ada rencana melakukan swab test terhadap seluruh kambing yang ada,” jelasnya.

Terkait pemantauan lalu lintas ternak, Rina menyampaikan tetap dilakukan. Bila muncul pasar-pasar liar akan dibubarkan dengan meminta bantuan aparat kepolisian.

Sementara itu, kasus PMK di Sragen terus naik sampai di angka 453 ekor per Kamis (9/6/2022) sore. Rina menerangkan ratusan ekor ternak yang terjangkit PMK itu terdiri atas 318 ekor kasus aktif, sebanyak 23 ekor di antaranya merupakan kasus baru. Dia melanjutkan kasus yang sembuh mencapai 105 ekor dan kasus mati karena disembelih sebanyak 25 ekor serta mati dikubur lima ekor.

Baca Juga: Sing Sabar, Penutupan Pasar Hewan di Boyolali Diperpanjang Lur…

Kabid Kesehatan Hewan Disnakan Sragen drh. Toto Sukarno menambahkan persebaran kasus PMK terjadi di 19 kecamatan dan hanya Gondang yang masuk zona hijau. Kasus PMK terbanyak bergeser ke Sumberlawang dengan 55 kasus yang sebelumnya di Kedawung dengan 52 kasus.

Jumlah kasus di Kecamatan Sidoharjo naik dari 32 kasus menjadi 39 kasus, Kecamatan Miri naik dari 32 kasus menjadi 34 kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya