SOLOPOS.COM - Seorang pengayuh becak mencari penumpang dengan berkeliling setelah lokasi yang biasa untuk menunggu penumpang ditutup di Jl Dr Radjiman, Solo, Senin (5/7/2021). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Polresta Solo membatalkan penutupan jalan utama Kota Solo, Jl Slamet Riyadi, dan mengalihkannnya ke Jl Dr Radjiman mulai Senin (5/7/2021) hingga Selasa (20/7/2021) mendatang.

Penutupan jalan yang dimulai dari kawasan Pasar Klewer sampai simpang Pasar Kembang memukul telak para pengayuh becak maupun juru parkir yang biasa mencari rezeki di kawasan itu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Seorang pengemudi becak, Tadi, 50, masih menjaga asa untuk mencari penumpang setelah sehari sebelumnya mendapati Pasar Klewer tutup sementara 4 Juli sampai 20 Juli 2021. Ia datang ke kawasan Pasar Klewer pada Senin pagi bersama kawan-kawannya yang tergabung dalam Paguyuban Solo Mandiri Pasar Klewer.

Namun, para petugas gabungan dari kepolisian, Dinas Perhubungan (Dishub), dan TNI sudah datang lebih dulu melakukan penutupan Jl Dr Radjjiman, Solo, sekitar pukul 07.00 WIB. Tadi bersama tukang becak lain pun beralih ke simpang tiga Pasar Klewer.

Baca Juga: Solo Tambah 360 Kasus Baru Positif Covid-19 Sehari, Terbanyak Dari Jebres

Pengalihan arus lalu lintas tersebut menjadi pukulan kedua bagi tukang becak kawasan Pasar Klewer. Bagaimana tidak, penumpang tukang becak mayoritas merupakan pedagang maupun konsumen pasar atau warga sekitar kawasan Jl Dr Radjiman.

“Ini ya tukang becak mengeluh cari penumpang sulit. Buat makan sehari-hari susah. Cari uang Rp50.000 ibaratnya pagi sampai sore kadang enggak dapat. Apalagi dengan keadaan ini serbasulit,” kata Tadi kepada Solopos.com, Senin.

Tulang Punggung Keluarga

Warga Kelurahan Semanggi tersebut mengaku bingung harus ke mana lagi mencari penumpang selama dua pekan penutupan Jl Dr Radjiman, Solo. Sedangkan ia merupakan tulang punggung keluarga dengan seorang istri dan tiga orang anak.

pertokoan jl radjiman solo penutupan
Situasi Jl Dr Radjiman Solo yang ditutup mulai Senin (5/7/20210 untuk mendukung PPKM darurat. (Solopos/Nicolous Irawan)

Pengemudi becak lain, Alex, 48, mengatakan hal senada. Menurutnya, anggota paguyuban becak ada sekitar 200 orang yang biasa mencari nafkah di sepanjang Jl Dr Radjiman. Tukang becak biasa menunggu penumpang dengan berkelompok, pagi itu harus berpencar. “Ini saya mau jalan keliling. Enggak ada tujuan. Mudah-mudahan ada penumpang yang mau naik becak,” paparnya.

Baca Juga: Petugas Sisir Pertokoan Jl Radjiman Solo, Yang Masih Buka Langsung Ditempeli Stiker Tutup

Alex yang sudah menjadi penarik becak sejak era Orde Baru itu menjelaskan kondisi pagebluk Covid-19 khususnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat merupakan pengalaman paling berat baginya.

Sementara itu, seorang juru parkir, Wahyu Karyanti, 52, harus menahan air mata saat petugas gabungan yang dipimpin Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa menertibkan pertokoan nonesensial di Jl Yos Sudarso, Solo.

Perempuan kepala keluarga dengan tiga orang anak tersebut mengeluhkan tidak mendapatkan pendapatan parkir selama pertokoan tutup. Sebelumnya ia masih bisa mendapatkan Rp30.000 untuk setengah hari kerja.

Jaminan Bagi Rakyat Kecil

Pada sebelum pagebluk Covid-19, pendapatannya bisa mencapai Rp100.000/hari. Itu pun masih dikurangi setoran Rp27.000/hari. “Lahan sudah beli, masih setoran. Kebutuhan lha itu, pemerintah bagaimana kalau orang seperti kami. Kalau bantuan pemerintah apa cukup sampai dua pekan,” paparnya.

Baca Juga: Kasatlantas Polresta Solo Buka Suara Soal Alasan Pembatalan Penutupan Jalan Slamet Riyadi

Menurutnya, pemerintah membuat kebijakan harus dibarengi dengan pemenuhan atau jaminan bagi rakyat kecil. “Orang karyawan toko juga kasian. Orang kaya punya tabungan. Lha kalau kami kerja buat makan sehari saja kadang enggak nutup,” ungkapnya

Wakasatlantas Polresta Solo AKP Sutoyo menjelaskan pengalihan arus lalu lintas dilakukan mulai dari simpang tiga Pasar Klewer sampai simpang empat Pasar Kembang. Ia berharap warga mematuhi aturan PPKM Darurat.

“Mungkin pertimbangan [penutupan Jl. DR Radjiman] dilihat masih belum prokes dan belum mengikuti program PPKM darurat. Sambil jalan kami pantau. Kami patroli mana kira-kira sepanjang jalan masih ada toko yang bandel kami laksanakan pengalihan arus juga,” ungkapnya.

Teguh Prakosa mengatakan kondisi jalanan di Kota Solo seolah-olah tidak ada PPKM Darurat dengan adanya hilir mudik kendaraan. Penutupan jalan merupakan langkah untuk mengurangi mobilitas warga. “Ini sedemikian rupa supaya menekan angka Covid-19. Pelanggaran yang ditimbulkan perorangan maupun kelompok ada sanksinya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya