Solopos.com, SOLO — Kasatlantas Polresta Solo Kompol Adhytiawarman Gautama Putra mengatakan kemungkinan penutupan jalan Kota Solo bakal berlanjut jika pemerintah pusat memutuskan memperpanjang PPKM darurat.
Sebagaimana informasi, PPKM darurat, juga penutupan jalan Kota Solo, seharusnya berakhir pada Selasa (20/7/2021). Pemerintah pusat mewacanakan untuk memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat setelah 20 Juli.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Baca Juga: Warga Solo Ditemukan Meninggal Dunia Menggantung Saat Isoman
Namun, keputusan mengenai hal itu akan diketahui setelah rapat pada Selasa sore ini. Total ada delapan ruas jalan Kota Solo yang menjadi sasaran penutupan dan penyekatan selama PPKM darurat.
Delapan ruas jalan itu meliputi Jl Sutan Syahrir, Jl Slamet Riyadi, Jl Dr Radjiman, Jl Piere Tendean. Kemudian Jl Yos Sudarso, Jl Urip Sumoharjo, Jl Gatot Subroto, dan Jl Adi Sucipto.
Baca Juga: Cegah Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isoman, Pemkot Solo: Manfaatkan Isolasi Terpusat
Kasatlantas menyebut petugas Satlantas Polresta Solo telah disiapkan berpatroli di jalan-jalan tikus selama penutupan delapan ruas jalan. Ia meminta kesadaran masyarakat untuk tetap tinggal di rumah guna menekan persebaran Covid-19.
“Sekarang pemerintah pusat menggunakan teknologi untuk mengetahui lokasi-lokasi berkumpulnya warga,” paparnya.
Baca Juga: Penutupan Jalan, Penurunan Mobilitas Warga Solo 15,8 Persen
Saat ditanya apakah penutupan jalan akan berlanjut jika PPKM Darurat diperpanjang, ia memprediksi jalanan Kota Solo yang ditutup belum akan dibuka. “Sepertinya iya [berlanjut],” paparnya.
Sebelumnya diinformasikan, penutupan jalan selama PPKM Darurat Jawa Bali itu diklaim mampu menurunkan mobilitas masyarakat di Kota Solo sebanyak 15,8 persen. Polresta Solo masih mengkaji analisis evaluasi setiap hari selama PPKM Darurat berlaku.
Baca Juga: Kunjungan Dadakan ke Solo, Mensos Risma Blusukan ke Kampung Baru
Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, kepada wartawan, Senin (19/7/2021) mengatakan sejauh ini penurunan mobilitas di Solo mencapai 15,8 persen. Kajian itu untuk membahas pengetatan atau relaksasi di beberapa sektor.
“Kami masih terus evaluasi secara keseluruhan,” paparnya.