SOLOPOS.COM - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma. (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Solopos.com, SURABAYA — Rencana penutupan lokalisasi Dolly Surabaya pada 19 Juni 2014 yang semakin dekat justru kini semakin terhambat lantaran banyak pihak mulai bersuara menolak penutupan. Mereka yang menolak termasuk para pekerja seks komersil (PSK), mucikari, dan warga setempat.

Meski selama ini Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma, memastikan bahwa proses penutupan Dolly itu sudah dirancang dengan matang dan siap dieksekusi, tetapi kenyataanya kini muncul berbagai penolakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menanggapi berbagai tolakan tersebut, Risma enggan berkomentar banyak. “Tidak apa-apa, tidak apa,” kata Risma sambil beranjak pergi usai menjadi komandan upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di depan Balai Kota Surabaya, Selasa (20/5/2014).

Sebelumnya, pada Senin (19/5/2014), ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Bersatu (GRB) sempat menggeruduk kantor Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, untuk mendesak agar Risma membatalkan penutupan Dolly. Penolakan terjadi lantaran warga masih sangat menggantungkan hidupnya dari geliat lokalisasi yang dibangun noni Belanda, Dolly Van Der Mart itu.

Seusai menerima kunjungan Pemerintah Johor Baru Malaysia di Ruang Sidang Wali Kota Surabaya, Risma juga tampak menghindari media dan langsung masuk ke dalam mobil. Kepala Humas Pemkot Surabaya, M. Fikser, mengatakan wali kota memiliki jadwal yang padat sehingga sulit untuk dimintai wawancara media.

“Ibu ada acara Forpimda (Forum Pimpinan Daerah) di kediamannya, dan itu acaranya tertutup,” kata Fikser.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya