SOLOPOS.COM - Sejumlah perempuan aktivis Front Pekerja Lokalisasi (FPL) beraksi menolak rencana penutupan lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (5/6/2014) lalu. (JIBI/Solopos/Antara/Suryanto)

Solopos.com, SURABAYA—Lokalisasi Gang Dolly di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) kini tinggal sejarah. Lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu akhirnya resmi ditutup oleh Pemerintah Kota Surabaya, Rabu (18/6/2014).

Penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak itu ditandai dengan pembacaan deklarasi penutupan oleh sekitar 100 warga Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Sejumlah pejabat menghadiri acara deklarasi penutupan itu. Terlihat hadir Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, dan Gubernur Jatim, Soekarwo alias Pakde Karwo.

Acara deklarasi dimulai pukul 19.30 WIB, dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh sejumlah anak-anak yang tinggal di Putat Jaya. Selanjutnya, sekitar 100 warga Putat Jaya membacakan deklarasi penutupan. Ada empat poin utama dari deklarasi tersebut.

“Kami warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan Kota Surabaya berkeinginan agar pertama, wilayah Putat Jaya menjadi wilayah yang bersih, sehat, aman, tertib, dan bebas dari prostitusi,” ujar mereka saat membacakan deklarasi, di Islamic Center, Jl. Raya Dukuh Kupang, Surabaya, Rabu malam.

Permintaan kedua yaitu agar Putat Jaya menjadi wilayah yang bermartabat dengan membangun usaha-usaha perekonomian yang sesuai dengan tuntunan agama dan peraturan yang berlaku.

Poin ketiga, warga meminta aparat menindak tegas pelaku tindak kejahatan perdagangan orang, pelaku perbuatan asusila dan penggunaan bangunan untuk perbuatan maksiat sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

“Kami berkeinginan Kelurahan Putat Jaya menjadi wilayah yang maju aman dan tertib dengan mengharapkan bimbingan dan perhatian dari aparat keamanan pemerintah Surabaya, Pemprov Jatim, dan pemerintah Pusat,” tutur mereka.

Sementara itu, Kementerian Sosial melalui Menteri Salim Segaf Al-Jufri memberi sumbangan sejumlah uang kepada sejumlah eks pekerja seks komersial (PSK) yang sebelumnya kerap mangkal di Gang Dolly. Total sumbangan senilai Rp7,3 miliar.

Bantuan Simbolis

Berdasarkan pantauan di Gedung Islamic Center, Surabaya, Rabu malam, Salim memberikan secara simbolis bantuan tersebut seusai acara deklarasi penutupan Dolly. Beberapa orang eks PSK tampak maju menerima bantuan mewakili rekan-rekan mereka.

Beberapa orang tersebut tampak mengenakan topeng dan jilbab. Menteri Sosial (Mensos) menyerahkan langsung bantuan tersebut secara simbolis kepada mereka. Mensos juga mengacungkan jempol kepada kepala daerah di Jawa Timur, mulai dari Gubernur hingga Wali Kota Surabaya, yang telah berhasil menutup lokalisasi yang telah menjadi legenda itu.

“Yang hadir di sini mereka yang mengukir sejarah. Saya dengar Dolly ini umurnya 100 tahun. Kalau manusia sudah lanjut usia. Jadi wajar kalau sudah harus innalillahi wa innaillaihi rojiun,” kata Mensos Salim dalam sambutannya di deklarasi penutupan lokalisasi Dolly.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya