SOLOPOS.COM - Ilustrasi Prostitusi (JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, SURABAYA — Proses penutupan kawasan lokalisasi Dolly di Surabaya Jawa Timur dikhawatirkan semakin lama. Pasalnya, wisma-wisma di lokasi tersebut sebagian besar dimiliki warga dari luar kawasan tersebut.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma, mengatakan meski terganjal soal kepemilikan wisma, pemerintah kota tetap optimistis bisa mencapai target penutupan Dolly, yakni sebelum Ramadan 2014. Untuk itu, pemkot kini gencar melakukan sosialisasi kepada warga sekitar lokalisasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya ingin mereka seperti daerah lain yang sadar [pentingnya penutupan lokalisasi], tapi mungkin ada orang pendatang atau orang luar yang punya wisma di sana, ini lah yang membuat Dolly semakin panjang, karena warga asli di sana malah ingin ditutup,” katanya usai melakukan sosialisasi penutupan lokalisasi Dolly di Gedung Bharawira Polrestabes Surabaya, Rabu (27/2/2014).

Risma pun menawarkan kepada para pemilik wisma agar mau menjualnya untuk dijadikan tempat usaha, sentra PKL, atau pasar seperti yang sudah dilakukan di lokalisasi Jl. Dupak Bangunsari. Jika pemilik enggan menjualnya, pihaknya akan menawarkan bentuk kerjasama sewa atau kontrak.

“Seperti di sana [Dupak Bangunsari] ada yang tidak mau jual, ya terpaksa  dikontrak. Sebelumnya sewa hanya satu rumah tapi sekarang bertambah jadi empat rumah karena usahanya sekarang menjadi besar,” ungkapnya.

Risma menambahkan warga di sekitar Dolly juga bisa mengajukan proposal usaha yang diinginkan untuk mendapat bantuan kredit modal dari pemerintah kota. “Kalau mucikari akan dapat bantuan uang cash, kalau warga melalui RT-nya, nanti buat proposal. Inginnya apa, mau merancang, buka usaha laundry atau bengkel, nanti saya bantu,” katanya.

Kelapa Dinas Sosial Kota Surabaya, Supomo, mengatakan saat ini sudah ada beberapa wisma di Jl. Jarak yang disewakan dan akan digunakan warga untuk menjalankan usaha. “Mereka tidak jual, jadi wismanya ditutup untuk digunakan bisnis catering,” ujarnya.

Selama 2013 Pemkot Surabaya telah menutup empat titik lokalisasi di Surabaya, di antaranya di Klakah Rejo, Morokrembangan, Dupak Bangunsari, dan Sememi. Penutupan empat titik itu juga dilakukan dengan membangunan sarana dan prasarana sesuai aspirasi para pekerja seks dan warga sekitar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya