SOLOPOS.COM - Abdi dalem menurunkan tubuh kerbau bule Kiai Bagong ke liang lahat saat prosesi pemakaman di Alun-alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Rabu (5/11/2014) pagi. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menduga penyebab matinya kerbau bule bernama Kiai Bagong akibat infeksi bekas luka tusuk.

Kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, K.R.M.H. Satryo Hadinagoro, mengatakan setelah peristiwa penusukan pada tanggal 15 Oktober lalu kondisi Bagong mulai membaik.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Menurut dia, Bagong telah mendapatkan perawatan intensif dari dokter hewan Dinas Peternakan (Dispertan) Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

“Setelah mendapatkan perawatan seharusnya Bagong tidak boleh banyak bergerak hingga membuat luka bekas tusukan bertambah parah,” ujar Satrio kepada , Rabu (5/11/2014).

Dia mengatakan bekas luka tusukan yang dijahit kemugkinan besar robek kembali karena Bagong banyak berlari-lari saat di Solo Baru, Grogol, Sukoharjo sehingga terjadi infeksi yang berujung kematian.

Selama di Solo Baru, kata dia, Bagong sering mengembara di wilayah Desa Gedangan, Grogol, Sukoharjo bersama kerbau lainnya disana.

“Kami sampai menugaskan pawang untuk memantau pemulihan Bagong pasca dijahit. Karena hewan itu tipenya keras tidak semua orang mampu mencegah keuletan hewan itu,” kata dia

Satryo mengatakan Keraton mengucapkan banyak terima kasih pada semua masyarakat yang turut membantu semua prosesi pemakaman Bagong mulai dari mengangkut hewan dari Solo Baru, mengali kuburan hingga permakaman. (Baca: Kiai Bagong Akhirnya Mati)

Ditemui terpisah, salah satu pawang kerbau kiai Slamet, Yanti, mengatakan, luka yang ada ditubuh Bagong akibat ditusuk oleh orang tak dikenal sangat rentan terkena infeksi.

Terlebih, kebiasaan Bagong yang suka belari-lari membuat luka yang seharusnya bisa sembuh cepat dalam kurun waktu sekitar dua sampai satu bulan bertambah parah sampai terjadi infeksi.

“Upaya kami untuk menyelamatkan Bagong sudah maksimal dengan memberikan makanan banyak dan mengajaknya berkomunikasi. Tetapi Tuhan berkata lain dan Bagong mati,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya