SOLOPOS.COM - BEREBUT TEMPAT -- Posisi Stasiun Jebres sebagai tempat pemberangkatan KA ekonomi Senja Bengawan membuat tempat ini diserbu patra calon penumpang termasuk dari luar kota. Terlihat para penumpang berebut memasuki peron pada Minggu (4/9/2011) kemarin. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Calon penumpang kereta api (KA) ekonomi Senja Bengawan menumpuk di Stasiun Jebres, Solo. Penumpukan ini membuat jumlah calon penumpang di stasiun tersebut mencapai ribuan orang.

BEREBUT TEMPAT -- Posisi Stasiun Jebres sebagai tempat pemberangkatan KA ekonomi Senja Bengawan membuat tempat ini diserbu para calon penumpang termasuk dari luar kota. Terlihat para penumpang berebut memasuki peron pada Minggu (4/9/2011) kemarin. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Selain dari stasiun terdekat, Stasiun Purwosari, calon penumpang juga berasal dari stasiun lain, seperti Stasiun Klaten dan Delanggu. Hal lantaran Stasiun Jebres menjadi stasiun keberangkatan KA Senja Bengawan. Pantauan Espos, di stasiun setempat, Senin (5/9/2011) pukul 13.30 WIB, ratusan calon penumpang telah antre memenuhi depan stasiun. Mereka duduk lesehan sembari memegang tas-tas besar dan karung bawaan masing-masing. Calon penumpang menumpuk di tiga pintu masuk Stasiun Jebres.

Kepala Stasiun Jebres, Heru Hartanto menyadari Stasiun Jebres menjadi tempat tujuan hampir semua calon penumpang Senja Bengawan. Untuk itu, pihaknya memberlakukan aturan lebih ketat untuk menjaga agar tidak terjadi kericuhan ketika calon penumpang berebut masuk ke dalam kereta. “Ada delapan gerbong penumpang, tapi calon penumpang kami minta masuk satu gerbong-satu gerbong. Jadi masuk 150 orang dulu. Yang di depan bisa masuk dulu,” jelas Heru, saat ditemui Espos.

Upaya untuk mengatur penumpang masuk itu atau diistilahkan boarding pass, sambung dia, didahului dengan mengosongkan penumpang yang ada di dalam stasiun. Petugas dari PT KA Indonesia dibantu aparat kepolisian dan personel Brimob menyisir semua orang yang berada di dalam stasiun. Tanpa keperluan yang jelas, seperti untuk salat, penumpang diminta berada di luar. Hal terssebut, tandas Heru, untuk memberi keadilan pada semua penumpang.

“Karena di dalam ada calon penumpang Senja Bengawan yang sudah berada di dalam stasiun. Mereka bisa ada di dalam stasiun karena sebelumnya naik Prameks lalu turun di Stasiun Jebres,” terang Heru. Di sisi lain, ketentuan pembatasan tersebut membuat calon penumpang berusaha datang secepat mungkin ke stasiun. Calon penumpang, warga Nusukan yang bekerja di Jakarta, Suyatno misalnya, mengaku datang tengah hari demi berebut tempat duduk di KA Senja Bengawan. Bersama satu orang anaknya dia antre di depan pintu masuk Stasiun Jebres. Suyatno mengaku rela menunggu dua jam, demi mendapat tempat duduk di kereta. “Kalau tidak antre sekarang nanti tidak dapat tempat duduk. Karena semua calon penumpang datang ke sini,” ujar dia.

Sementara itu, data Stasiun Jebres menyebut jumlah penumpang masih KA jarak jauh tetap stabil alias tidak naik maupun turun pada H+5 atau kemarin. Jumlah penumpang berangkat berada di kisaran 1.800-2.000-an orang. Jika terjadi naik turun, paling hanya 200-an orang, karena pengaruh penumpang KA lokal, seperti Prameks dan Madiun Jaya. Heru menilai arus balik kali tahun ini nyaris tidak ada puncaknya. Selama H+1 sampai H+5, jumlah penumpang selalu sama. Menurut dia, hal tersebut merupakan pengaruh pembatasan jumlah penumpang KA ekonomi 150%.

Lebih jauh, dia menambahkan, sampai posisi Senin siang, tiket KA Senja Bengawan masih tetap diburu. Tiket KA ekonomi rute Solo-Jakarta itu kini ludes sampai Sabtu (10/9/2011) atau H+10. Saat ini pemesanan untuk tiket perjalanan Minggu (11/9/2011) juga terus mengalir.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya