SOLOPOS.COM - Bus Damar Sasongko melaju ke luar dari pintu Timur Terminal Tirtonadi, Solo, Senin (27/6/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLOBus perintis legendaris jurusan Solo-Sukoharjo, Damar Sasongko, masih menjadi primadona bagi penumpang setianya. Walau jumlah unitnya tidak sebanyak dulu, bus lawas itu masih lincah mengantarkan penumpang menyusuri Kota Solo hingga pedesaan di Kabupaten Sukoharjo.

Tidak hanya mereka yang pulang-pergi untuk bekerja, moda transportasi umum itu kerap jadi ajang bernostalgia masa muda bagi sebagian penumpangnya. Bus berwarna biru tua yang didominasi hijau tosca itu tiap hari beragkat di Terminal tipe A Tirtonadi Kota Solo tujuan Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan ciri khas pintu depan dan belakang terbuka, memudahkan penumpang agar saat masuk tak perlu repot membuka dan menutup pintu setelahnya. Senin pagi (27/6/2022) itu, perintis Solo-Sukoharjo itu terlihat sepi, penumpang yang naik dapat dihitung jari.

Mereka adalah penumpang lawas yang sudah terbiasa menjadi penumpang bus tua berukuran tiga perempat itu. Tampak dari luar, pria paruh baya duduk di bangku paling belakang.

Sementara itu, di bagian tengah ada wanita paruh baya duduk menunggu bus berangkat. Bus Damar Sasongko tidak berhenti di depan halte pemberangkatan sisi timur. Kendaraan itu terburu-buru melaju keluar terminal.

Baca Juga: Legend! Bus Perintis Solo-Karanganyar Dan Solo-Sukoharjo Masih Eksis Lo

Salah satu penumpang, Yuni Astuti, 34, mengakui dirinya pelanggan setia bus perintis legendaris Solo-Sukoharjo itu. Menurutnya, Bus Damar Sasongko sudah menemaninya selama 14 tahun mencari nafkah di Kota Bengawan.

“Udah lama, 14 tahunan ada, jualan ikan kering di Pasar Legi, dari tengah malam sampai pagi,” ucapnya sebelum menaiki bus di halte timur Terminal Tirtonadi, Solo, Senin. Wanita asal Sukoharjo itu melakoni pekerjaannya setiap hari kecuali hari raya.

Menaiki bus Damar Sasongko sudah menjadi bagian dari hidupnya. Bahkan, dia hafal dan sudah akrab dengan beberapa sopir bus perintis pedesaan ini. “Setiap hari, sampai hafal semua ini supirnya, ya dari dulu begini, nggak berubah, bentuknya,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Senin.

Baca Juga: Bus Kota Solo Tempo Dulu: Punya Kenangan Naik Atmo, Nusa, Atau Surya?

Mengenang Masa Sekolah

Berbeda dengan, Gunarto, 39, penumpang asal Songgorunggi, Nguter, Sukoharjo,  ini mengaku ingin mengenang masa-masa sekolah dulu tiap hari naik bus Damar Sasongko. Gunarto menceritakan dia dulu bersekolah di SMKN 7 Solo.

Setiap hari selama tiga tahun ia menjadi penumpang langganan bus Damar Sasongko. Ia juga menceritakan betapa ramainya dulu saat berdesak-desakan di dalam bus waktu pulang sekolah.

“Sebenarnya kangen, pengin naik lagi, ingat zaman sekolah dulu di SMK 7 naik Damar Sasongko, umpek-umpekan pas pulang, berangkat harus pagi-pagi nek nggak gitu ketinggalan bus. Nyenengin zaman dulu itu,” ucapnya saat ditemui Solopos.com di ruang tunggu timur Terminal Tirtonadi.

Baca Juga: Kisah Penumpang Bus Solo-Jogja: Puluhan Tahun Setia Apa Pun Kondisinya

Gunarto mengatakan zaman sekarang anak sekolah berbeda dibandingkan eranya. Tetapi menurutnya bersekolah dengan menaiki bus perintis Solo-Sukoharjo itu menciptakan memori indah yang akan selalu dia kenang.

“Sekarang anak-anak usia SMP aja sudah bawa motor sendiri-sendiri, udah semakin canggih. Mau ke mana aja cepet 10-15 menit sampai. Kalau dulu nunggu dulu, yang seru itu pas nyegat busnya, begitu busnya dateng langsung cepet-cepetan masuk, yang nunggu banyak waktu itu,” terangnya.

Pantauan Solopos.com, selama dua jam menunggu, hanya satu bus Damar Sasongko yang berangkat. Bahkan saat itu penumpang tidak lebih dari 10 orang dari Terminal Tirtonadi, Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya