SOLOPOS.COM - Penumpang turun melalui pintu darurat saat pesawat Lion Air Boeing- 900ER dengan nomor penerbangan JT 775 tujuan Manado - Jakarta rusak AC-nya sebelum terbang di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Senin (30/9/2013). Sebanyak 189 penumpang terpaksa tertunda keberangkatannya. (JIBI/Solopos/Antara/Jeksyon)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan meminta pengguna jasa penerbangan tidak melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan ketika tidak puas dengan pelayanan maskapai. Peringatan itu disampaikan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan menyusul terjadi insiden dalam penerbangan Lion Air di Manado, Senin (30/9/2013).

Bambang S Ervan menujukan perhatian bukan hanya kepada maskapai penerbangan tetapi lebih kepada konsumennya. “Kepada penumpang, walau pun kesal dan tidak puas dengan pelayanan, bukan berarti boleh melakukan tindakan yang melanggar aturan dan membahayakan keselamatan penerbangan,” katanya di Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kemenhub, pesawat Lion Air JT0775 jenis Boeing 737-900 jadwal berangkat pukul 10.45 WIT dari Manado tujuan Jakarta. Pada saat pesawat push back pada pukul 11.55, ada salah seorang membuka pintu darurat karena AC pesawat tidak menyala.

Pesawat itu mengangkut penumpang tercatat sebanyak 198 orang. Informasi itu diperoleh dari dari Humas Angkasa Pura I Manado dan Otoritas Bandara Sam Ratulangi. Sebelumnya penumpang dikumpulkan di Gate 4. “Info saat ini sudah disiapkan pesawat untuk menerbangkan penumpang,” katanya.

Bambang menegaskan apabila penumpang tidak puas dengan pelayanan maskapai, bisa melakukan upaya sesuai dengan ketentuan, bukan dengan tindakan yang membahayakan penerbangan dan jiwa penumpang. Terkait dengan Lion Air, Bambang mengatakan beberapa waktu lalu pemerintah melalui Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub sudah memanggil manajemen Lion Air untuk membahas masalah delay atau keterlambangan penerbangan. “Manajemen Lion Air sudah membuat program untuk meningkatkan tingkat ketepatan waktu terbang atau OTP (on time performance).”

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait belum merespons kronologis kejadian di Manado itu. Sekretaris Perusahaan Lion Air Adhitya Simanjuntak hanya mengatakan pihaknya akan mengumumkan secara resmi persoalan tersebut. Sebagaimana diberitakan, akibat adanya penundaan jadwal keberangkatan pesawat dan suasana panas di dalam kabin, penumpang melakukan aksi paksa membuka pintu darurat.  “Nanti akan kami sampaikan, ya,” janjinya.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, pada semester I tahun ini OTP Lion Air mencapai 75,8%, sedangkan OTP maskapai lain yakni Garuda Indonesia 87,24%, Batik 83%, Tigerair 81,76%, Sriwijaya 80,34%, Wings 79,38%, Citilink 77,8%, AirAsia Indonesia 74,78%, dan Merpati 70,4% dengan rerata tingkat ketepatan terbang sebesar 78,95%. Angka itu naik dibandingkan dengan pemantauan OTP periode Januari-Juni 2012 dengan rerata tingkat ketepatan waktu terbang sebesar 76,69%. Pada periode ini, hanya terdapat enam maskapai yang dipantau, yakni Garuda 85,46%, Wings Air 83,77%, Sriwijaya 78,87%, Lion Air 75,14%, Merpati 66,31% serta maskapai Batavia Air 70,6% yang kala itu belum dinyatakan pailit dan masih beroperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya