SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/dok)

Penukaran uang pecahan di Solo meningkat hingga Rp900 miliar.

Solopos.com, SOLO—Layanan penukaran uang pecahan kecil (UPK) tembus Rp3,7 triliun atau lebih tinggi Rp900 miliar dari perhitungan semula senilai Rp2,8 triliun. Hal ini karena tingginya kebutuhan masyarakat dan libur panjang sehingga kebutuhan uang untuk anjungan tunai mandiri (ATM) meningkat.

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Ismet Inono, menyampaikan hampir semua pecahan uang disalurkan melebihi rencana awal. Dia mengutarakan realisasi penyaluran paling tinggi adalah pecahan Rp100.000 dan Rp50.000, yakni masing-masing 150% dan 130%.

Ekspedisi Mudik 2024

Hal ini karena untuk memenuhi kebutuhan 1.353 ATM mengingat libur Lebaran tahun ini lebih tinggi jika dibandingkan tahun lalu. Dia menyampaikan pemenuhan untuk ATM ini naik dua kali lipat jika dibandingkan biasanya. Hal ini seiring dengan bertambahnya pemudik yang datang ke Solo yang diprediksi naik tiga kali lipat dari tahun.

Uang pecahan Rp20.000 tersalurkan 100% dari rencana, pecahan Rp10.000 terealisasi 102% dan pecahan Rp5.000 terealisasi 108%. Permintaan uang pecahan Rp2.000 juga cukup tinggi dengan realisasi 100% dari rencana tapi realisasi Rp1.000 sangat kecil.

Hal tersebut tidak seperti pecahan Rp500 yang terealisasi 173% atau sekitar Rp346 juta. Tingginya permintaan pecahan Rp500 ini terutama untuk minimarket dan stasiun pengirian bahan bakar umum (SPBU).

“Penukaran UPK tahun ini memang diluar prediksi karena penyebarannya yang lebih luas sehingga banyak masyarakat yang terlayani. Ke depan kami berencana mengajak sekitar setengan dari 74 bank yang ada di Soloraya,” ungkap Ismet saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (15/7/2015).

Dia menyampaikan kenaikan penukaran UPK ini tidak hanya terjadi di Solo tapi se-Jateng. Menurut dia, hal ini sekaligus untuk menarik peredaran uang lusuh di masyarakat, terutama di daerah pinggiran. Dia mengungkapkan saat Lebaran, peredaran uang biasanya meningkat sekitar dua kali lipat jika dibandingkan hari biasanya.

Peningkatan tidak hanya peredaran uang tunai tapi transaksi nontunai (kliring dan RTGS) juga diprediksi meningkat menjadi sekitar Rp5 triliun.

Menurut dia, tingginya permintaan penukaran UPK masyarakat ini juga didorong pertumbuhan ekonomi di Soloraya yang masih cukup baik jika dibandingkan nasional. Dia menyampaikan pertumbuhan ekonomi di Soloraya masih positif karena tingginya aktivitas perdagangan dan jasa. Selain itu, industri yang ada juga berorientasi pada ekspor sehingga tidak terlalu terganggu meski ekonomi dalam negeri melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya