SOLOPOS.COM - Ketua Satgas Oksigen Jateng, Peni Rahayu. (Dok. Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) meminta badan usaha milik daerah (BUMD) untuk bekerja sama dengan pemasok dan mengoptimalkan peran corporate social responsibility (CSR) dalam menjaga pasokan oksigen untuk penanganan Covid-19.

Hal itu diungkapkan Ketua Satgas Oksigen Jateng, Peni Rahayu, seusai rapat penanggulangan Covid-19 di Kantor Gubernur Jateng, Senin (16/8/2021). Peni mengaku seiring penurunan kasus dan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di ruang isolasi rumah sakit, kebutuhan akan oksigen pun mengalami penurunan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Waktu awal [lonjakan kasus] kebutuhan oksigen bisa mencapai 620 ton. Kemudian, turun sampai 400 ton. Pekan ini, kita prediksi turun hingga 320 ton per hari,” ujar Peni.

Baca juga: Antusiasme 1.300 Anak di Kota Salatiga Terima Vaksin Covid-19

Peni menambahkan penurunan jumlah kebutuhan medis juga diikuti turunnya pelaporan kekurangan oksigen dari rumah sakit di Jateng. Hal itu dilihar dari laporan online milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yakni SIRS Online.

Ia menyebut, pada puncak penyebaran Covid-19 laporan kekurangan oksigen lebih dari 50 rumah sakit per hari. Hingga kini, memang masih ada laporan kekurangan oksigen. Namun, jumlahnya menurun drastis.

“Sekarang rata-rata yang kekurangan oksigen liquid hanya sekitar empat rumah sakit di Jateng. Yang lapor kekurangan oksigen berbentuk tabung itu sekitar 20, malah di bawah 20 sekitar 18 dan 19. Jadi kondisinya sudah sangat baik,” jelas perempuan yang juga menjabat Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Jateng itu.

Baca juga: Pandemi Covid-19, 34% Lembaga PAUD di Jateng Kehilangan Murid

Jaga Pasokan Oksigen Jateng

Untuk menjaga keandalan pasokan oksigen, Pemprov menjalin kerjasama dengan pemasok oksigen. Penugasan itu dilakukan oleh BUMD Jateng Petro Energy, untuk menyediakan 40 ton oksigen per hari.

Selain itu, Pemprov Jateng juga mengoptimalkan bantuan isotank, atau kontainer pengangkut oksigen dari Bank Jateng dan pinjaman dari Kemenkes.

“Bantuan isotank dari Bank Jateng yang jumlahnya enam, sudah datang dua. Kemudian pinjaman dari Kemenkes dua. Setelah enam isotank itu sudah datang kita bisa mengambil dari dua alokasi tambahan tersebut, secara terus menerus,” paparnya.

Baca juga: BOR di Wonogiri Turun, Pemkab Kok Belum Kurangi Bed Isolasi?

Peni mengatakan pasokan oksigen di Jateng setiap hari mencapai 200 ton. Pasokan itu dipenuhi pihak produsen dan distributor oksigen yang tersebar di Jateng. Meski demikian, permintaannya mencapai 320 ton per hari atau per 24 jam.

“Jadi memang belum bisa full 24 jam. Tapi kita bisa penuhi 12 jam. 12 jam lagi kita kasih lagi. Contoh, rumah sakit kalau full sehari bisa enam ton. Tapi, isinya 4 ton. Alhamdulillah, kalau lihat dari SIRS Online sudah terpenuhi. Logistiknya juga sudah,” jelas Peni.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya