SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

RUSTENBURG—Ini adalah momentum yang tepat bagi pelatih Amerika Serikat (AS) Bob Bradley bersama timnya, untuk melakukan balas dendam terhadap Ghana atas kekalahan 1-2 AS di Piala Dunia (PD) 2006 Jerman.

Kedua tim bakal kembali bertemu di Stadion Royal Bafokeng, Rustenburg, Sabtu (27/6) WIB. Setelah memuncaki Grup C berkat gol tunggal Landon Donovan ke gawang Aljazair di Pretoria, kubu AS sangat berharap sekaligus berhasrat melibas satu-satunya wakil Afrika yang masih bertahan di PD 2010 tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

AS pernah melangkah hingga perempatfinal di Piala Dunia 2002 ketika mereka dikalahkan oleh Jerman 1-0, sedangkan pada 1930, AS berhasil lolos hingga semifinal, meski akhirnya dikandaskan Argentina dengan skor telak 1-6.

Beberapa pemain yang pernah membela AS di PD 2006, kini masih memperkuat Sam’s Army (julukan Timnas AS) di Afrika Selatan (Afsel). Sebut saja, Oguchi Onyewu, Steve Cherundolo, Clint Dempsey, DaMarcus Beasley dan tentu saja sang bintang Landon Donovan.

Semua pemain tersebut sangat mungkin kembali akan diturunkan sebagai starting lineup menghadapi Ghana. “Kami bertemu Ghana, dan ini akan menjadi duel ulangan Piala Dunia 2006, jadi ini kesempatan besar bagi kami. Kami telah melihat permainan Ghana sebelumnya, dan mereka sangat berbakat,” kata Bradley, Jumat (25/6).

“Postur mereka sangat atletis. Kami betul-betul harus solid dalam hal kerja sama tim, disiplin, karena sekali lagi, mereka adalah tim yang sangat berbakat.” Pada laga kali ini, Bradley kembali akan memasang putranya, Michael, yang mencetak gol untuk membantu AS bermain seri 2-2 melawan Slovenia.

Michael juga berjanji tak akan surut semangat saat berhadapan dengan Ghana, seperti yang telah dia tunjukkan ketika membalikkan keadaan melawan Aljazair. “Kami punya komitmen untuk itu, kami berusaha selalu memberikan semua yang kami punya. Itulah mentalitas tim kami, tertanam dalam diri kami dan kami berkomitmen tampil sebagai pejuang,” tegas Bradley.

Selain itu, Bradley juga bisa berlega hati lantaran sejak mampu menahan Inggris 1-1 dan memastikan diri lolos ke 16 Besar, skuat AS semakin mendapat dukungan penuh dari para suporternya. Padahal sepak bola bukan olahraga nomor satu di Negeri Paman Sam.

“Satu hal yang sangat spesial hari ini (kemarin-red) adalah ketika bus kami melewati jalanan menuju stadion, di pinggir jalan dipenuhi para pendukung AS. Mereka mengibarkan bendera (AS), menepuk-nepuk bus kami, menghiasi wajah mereka dengan warna merah-putih-biru (warna bendera AS). Kami semua merasakan emosi yang sebenarnya. Sangat spesial.”

Di kubu lawan, Ghana kini juga dalam kepercayaan diri tinggi setelah menjadi satu-satunya wakil Afrika di Piala Dunia 2010 yang masih tersisa. Skuat besutan pelatih Milovan Rajevac ini berhasil lolos ke 16 Besar meski kalah dari Jerman 0-1 di partai terakhir.

“Terkualifikasi adalah hal yang sangat penting bagi kami dan Afrika. Saya sangat emosional dan berharap kami bisa mendapat keuntungan dari dukungan penuh seluruh warga Afsel dan Benua Afrika umumnya,” ujar pelatih asal Serbia itu.

Rajevac membutuhkan ketajaman ujung tombaknya jika Ghana ingin mengulang kemenangan sebelumnya atas AS. Hingga saat ini, Ghana baru bisa mencetak dua gol, dan semuanya dihasilkan melalui titik penalti oleh striker Asamoah Gyan.

JIBI/SOLOPOS/who/Rtr

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya