SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p>Solopos.com, JAKARTA — Pentolan&nbsp;<a href="http://news.solopos.com/read/20180518/496/916970/aman-abdurrahman-dituntut-hukuman-mati">Jamaah Ansharut Daulah (JAD)</a> yang berbaiat kepada ISIS menuding Abu Bakar Ba’asyir sebagai kafir. Mantan pemimpin kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas menilai, pentolan JAD Aman Abdurrahman, merupakan orang yang dikenal suka mengkafir-kafirkan orang.</p><p>Bahkan, terhadap <a href="http://news.solopos.com/read/20180513/496/916021/pelaku-bom-surabaya-satu-keluarga-berbagi-tugas-di-3-gereja">kelompok teroris</a> yang berideologi sama, juga pernah menjatuhkan fatwa kafir atau sebagai lawan. Salah satu yang dikafirkan oleh Aman adalah terpidana terorisme Abu Bakar Ba&rsquo;asyir. Itu karena Ba’asyir mengajukan Peninjauan Kembali (PK) terhadap kasusnya.</p><p>Langkah PK itu dianggap Aman sebagai sikap Abu Bakar yang pro-Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mengajukan upaya PK, maka Aman menilai Abu Bakar mengikuti sistem pemerintah tagut.</p><p>&ldquo;<a href="http://news.solopos.com/read/20180513/496/916054/begini-keseharian-keluarga-pelaku-bom-surabaya-di-medsos">Aman Abdurrahman</a> ini orangnya plin plan. Sekelas Abu Bakar Baasyir mengajukan PK yang itu artinya memohon dianggap kafir, sekarang dia (Aman Abdurrahman) menyiapkan pembelaan dirinya di persidangan,&rdquo; kata Nasir dalam diskusi bertajuk Metamorfosis Sel ISIS; Dari Penjara Hingga Keluarga di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (24/5/2018) sebagaimana dikutip <em>Suara.com</em>.</p><p>Begitu juga dengan narapidana terorisme (Napiter) yang mengajukan bebas bersyarat menjelang masa bebas hukuman penjara. Pengajuan bebas bersyarat bagi napiter bisa diajukan kalau yang bersangkutan sudah menjalani 2/3 masa hukuman. Namun, bagi Aman, napiter seperti itu dianggap kafir.</p><p>&ldquo;Napiter yang mengajukan bebas bersyarat itu juga dianggap kafir oleh Aman,&rdquo; tuturnya.</p><p><strong>Tidak Konsisten</strong></p><p>Aman dinilainya merupakan sosok yang tak tidak konsisten antara pemikiran dan perbuatannya. Nasir Abbas menuturkan, sikap pimpinan JAD yang menyiapkan pembelaan dirinya atau pleidoi dalam persidangan nanti adalah bentuk inkonsistensi Aman.</p><p>Sebab pembelaan yang bakal dilakukan Aman, sama saja dengan ia mengakui sistem peradilan Indonesia. &ldquo;Ketika dituntut hukuman mati, dia ingin menulis pembelaan. Dia mencatat poin-poin yang akan disiapkan untuk menulis pembelaan, dan nanti akan dibacakan, bukankah ini merupakan sistem pengadilan Indonesia? Berarti sama saja dia mengikuti sistem pengadilan si sini. Kafir juga dia,&rdquo; lanjut Nasir sambil tertawa.</p><p>Nasir menambahkan, Aman selalu menyampaikan ajaran-ajaran yang mengafirkan pemerintah dan siapa saja yang tak ikut dengan alirannya. Aman dan pengikutnya tidak mengakui NKRI dan pemerintahan Indonesia.</p><p>Dia menceritakan, Aman paling gencar mendorong pengikutnya untuk berjuang, baik itu melakukan aksi teror bom maupun ke daerah konflik yang dianggap sebagai tempat untuk berjihat.</p><p>Namun, Aman sendiri sebagai pimpinan JAD tidak pernah terlibat langsung berperang apalagi ke daerah konflik. &ldquo;Dia tak pernah turun langsung berjuang, yak pernah ke tempat konflik, baik itu ke Poso, Marawi, Suriah dan belahan dunia mana pun. Tetapi dia selalu paling gencar mendorong orang untuk melakukan aksi jihad,&rdquo; tandasnya.</p>

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya