SOLOPOS.COM - Tangkapan layar webinar bertajuk Making a Good Impression to be Impactful in New Normal Era, Kamis (17/6/2021).

Solopos.com, SOLO — Pentingnya membangun impresi yang baik untuk menghindari persepsi yang keliru, mendapatkan kepercayaan dan respek, serta meningkatkan personal brand. Ini penting untuk diraih demi meraih kesuksesan.

Apalagi bagi perbankan yang bergerak di bidang pelayanan jasa. Cara-cara untuk membangun impresi yang baik ini dipaparkan dalam webinar bertajuk Making a Good Impression to be Impactful in New Normal Era, Kamis (17/6/2021). Webinar ini diselenggarakan oleh Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Sub Jateng - Surakarta kerja sama dengan Solopro.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Founder YPI Training Center, Bonita D Sempurno, sebagai narasumber mengatakan bagaimana menciptakan impresi yang baik. Menurutnya, creating an impression is not a choice but something we cannot avoid. Artinya, setiap menit detik waktu menciptakan impresi terhadap orang lain. Apakah itu negatif atau pun positif, kita tidak bisa mengaturnya.

“Impresi terjadi begitu saja. Tapi, apakah kita sadar impresi itu positif enggak,” kata dia dalam webinar yang diikuti ratusan teller, customer service, dan sales marketing perbankan di Soloraya.

Baca juga: Bakal Ada Aerotropolis di Ibu Kota Baru Indonesia

Impresi adalah sesuatu yang terasa, terpikir setelah melihat atau mendengar sesuatu. Jadi, dapat dikatakan kesan merupakan pendapat tentang sesuatu. Pentingnya membangun impresi yang baik karena menghindari persepsi yang keliru. Mendapatkan kepercayaan dan respek, serta meningkatkan personal brand. Hal ini penting untuk diraih demi meraih kesuksesan.

Menurutnya, personal brand sangat penting. Begitu pula mendapatkan kepercayaan dan respek dari nasabah. Apalagi sektor perbankan yang bergerak di bidang jasa. Memang, banyak yang berpendapat dont judge a book by its cover. Akan tetapi, jika memilih buku atau barang tertentu pastinya yang dilihat pertama adalah kaver.

“Pada saat ketemu kita pertama, orang langsung scanning kita. Maka penting sekali impresi pertama, jangan sampai kita perlu revisi,” tutur Professional Image Consultant and Public Speaker YPI Training Centre ini.

Baca juga: Pengusaha Wonogiri Siap Berkolaborasi Atasi Kemiskinan

Tiga Faktor Membangun Impresi

Cara membuat impresi yang bagus, yakni appearance, behaviour, dan communication. Pada kenyataannya, impresi dibangun lewat tiga faktor merujuk pada survei Prof Dr Albert Mehrabian (UCLA), yakni 55% dari visual, 38% vokal, dan 7% dari verbal.

Pertama, soal appearance atau penampilan adalah hal yang sangat penting. Ada beberapa hal yang bisa merusak penampilan perempuan. Contohnya, menor atau tidak ber-make up, bau mulut atau badan, bau parfum yang tajam. Ketombe di kerah leher, model hijab terlalu berlebihan, aksesori berlebihan, baju seksi atau ketat. Lalu kaos kaki warna-warni, hingga kontak lens berwarna - warni.

Sedangkan hal-hal yang merusak penampilan lelaki, antara lain rambut berantakan, baju kedodoran dan tidak disetrika. Wajah kusam atau berminyak, bau mulut/badan/kaki, bau parfum yang tajam, basah di ketiak, celana terlalu ketat. Sepatu lecet dan mengelupas, tidak mengenakan sabuk, baju robek dan bernoda, hingga baju dibuka 2 kancing atas.

Baca juga: Soal Dicovidkan, Donor Plasma Hingga Bed Isolasi di Solopos FGD Virtual

Di sisi lain, penampilan profesional berdasarkan perusahaan ada tiga. Yakni konservatif, standar bisnis, dan fashion forward. Selain itu, kesan itu juga tidak terlepas dari pose dan posture. Ini meliputi berdiri, duduk, dan berjalan.

“Jangan mengotak-ngotakkan diri ekstrovert atau introvert karena semua orang bisa tampil percaya diri, yang penting adalah mau berusaha,” ungkap dia.

Kedua, behaviour atau tingkah laku. Artinya, kehadiran orang tersebut apakah diharapkan atau sebaliknya. Maka, jadilah orang yang diharapkan kedatangannya. Dalam hal ini, kehadiran personal atau personal presence tentang kemampuan seseorang dapat membawa diri dengan tenang. Mengontrol situasi yang dihadapi, mengelola impresi, serta mampu menciptakan dampak positif pada orang lain melalui komunikasi baik verbal dan nonverbal.

Baca juga: Kunci Pengembangan Pariwisata Lokal Jateng DIY: Sinergi & Kolaborasi

Ketiga, communication atau komunikasi. Inti dari komunikasi adalah menjadi pendengar yang baik. Komunikasi yang sukses baik offline maupun online adalah jelas (be clear), ringkas (be concise), lengkap (be complete). Juga tepat (be correct) dan memahami (be considerate).

“Seorang yang impresif dan memberi dampak itu harus be nice, be professional, being present, dan be yourself,” kata dia.

Wakil Ketua Bidang Humas Sub BMPD Jateng- Solo, Ony Suryono Widodo, mengatakan peserta webinar diikuti kurang lebih 579 orang. Ini terdiri dari teller, customer service, dan sales marketing dari 59 perbankan dan komunitas mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia (Gen BI).

Baca juga: Ratusan Pemasok Tekstil Dari Zona Merah Covid-19 Masih Berdatangan Ke Kawasan Pasar Klewer Solo

Sementara itu, Ketua Sub BMPD Jateng - Surakarta, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan topik ini menarik dan penting bagi perbankan. Perbankan merupakan industri jasa di sektor keuangan bermodal dua, yakni kepercayaan dan kesan. Jadi untuk meningkatkan kepercayaan, ada beberapa peraturan-peraturan. Sedangkan kesan, bagaimana nasabah memiliki good image dari impresi pertama ketika mereka berhubungan perbankan.

“Front liner jadi kunci penting. Maka lewat webinar ini kami minta tipsnya agar rekan front liner di perbankan Soloraya itu memiliki good impression,” jelas dia.

 



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya