SOLOPOS.COM - salmon merupakan salah satu sumber protein hewani. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO--Kecukupan protein hewani amatlah penting terutama di seribu hari pertama kehidupan (HPK) anak. Di fase inilah terbentuknya jaringan otak, perkembangan tulang dan berbagai organ tubuh lainnya yang tentunya membutuhkan dukungan beragam asupan zat gizi, salah satunya protein hewani.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kemenkes mendapati prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada balita masih mencapai 17,7 persen. Sementara prevalensi stunting, yaitu masalah gizi kronis yang ditandai dengan tubuh yang pendek, mencapai 30,8 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Data rata-rata konsumsi kalori dan protein per kapita per hari penduduk usia dewasa Indonesia sebenarnya sudah di atas Angka Kecukupan Gizi yang (AKG) diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 tahun 2019, yaitu 2.100 kkal dan 57 gram protein per orang per hari. Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata konsumsi kalori dan protein per kapita per hari penduduk Indonesia sampai dengan Maret 2020 adalah 2.112,06 kkal dan 61,98 gram protein.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Miris! Kematian Anak Akibat Corona di RI Terbanyak di Dunia

Belum lama ini diadakan studi lapangan South-East Asia Nutrition Survey (Seanuts), studi mengenai gizi dan kesehatan yang dilakukan di empat negara di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam) yang diprakarsai oleh FrieslandCampina, induk perusahaan produk bergizi berbasis susu PT Frisian Flag Indonesia. Bekerja sama dengan lembaga penelitian dan universitas di Indonesia, SEANUTS melibatkan sekitar 3.000 anak di seluruh Indonesia dengan rentang usia 6 bulan–12 tahun yang dilakukan di 21 kabupaten/kota pada 15 provinsi di Indonesia.

Studi ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui gambaran status gizi anak-anak di Indonesia dan memberikan informasi mengenai asupan makanan anak, termasuk konsumsi protein hewani yang berkontribusi bagi tumbuh kembang anak. Studi ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan para pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan untuk mengentaskan kasus gizi kurang di Indonesia, mengingat anak-anak merupakan cikal bakal generasi penerus bangsa yang harus dijaga.

Baca Juga: Mengenal Tes DNA Untuk Mengungkap Garis Keturunan

Advisor Seanuts, Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc mengungkapkan protein hewani memiliki kualitas lebih baik dibandingkan nabati, sebab strukturnya mendekati struktur protein manusia. “Manusia ini kan lebih mirip dengan hewani dibandingkan dengan nabati, sehingga kita lebih pro kepada protein hewani yang lebih mudah dicerna untuk mendapatkan asupan proteinnya, untuk kebutuhan zat pembangun itu di dalam semua metabolisme tubuh kita,” tutur Saptawati seperti mengutip Bisnis.com, Sabtu (19/6/2021).

Menurutnya, salah satu sumber protein hewani yang tak kalah penting adalah susu. Dia mengatakan susu adalah sumber protein yang dapat melengkapi asupan macro dan micronutrient untuk anak. Susu sangat mudah dikonsumsi. Dengan kemajuan teknologi, susu telah diformulasikan untuk memenuhi kebutuhan asupan protein sebagai selingan di antara waktu makan. “Susu akan melengkapi asupan protein sehingga tumbuh kembang anak menjadi lebih baik,” tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya