SOLOPOS.COM - Salah satu adegan dalam pementasan Polisi Tidur besutan Haryanto asal Madura dalam acara Bukan Sekedar Tari di Wisma Seni, TBS, Solo, Selasa (24/4/2012) malam. Dalam kegiatan itu dipentaskan tiga repertoar yakni, Sang Penyamar garapan Santi Pratiwi dari Unesa Surabaya, Circle In The Ring garapan Galih Mahara dari Bandung serta Polisi Tidur garapan Haryanto dari Madura. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pentas tari rutin yakni Tidak Sekadar Tari akan kembali digelar akhir Juni nanti.

Solopos.com, SOLO – Program Tidak Sekadar Tari yang diadakan rutin setiap dua bulan sekali di Pendapa Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) kembali diadakan pada 30 Juni 2015.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tiga koreografer yakni Danang “Krempeng” Ramadhan dari Solo, Diana Tahta dari Surabaya, dan Kesenian Jawa Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang akan menampilkan karya mereka.

Acara yang dimulai pukul 19.30 WIB hingga selesai itu akan menampilkan pergelaran tari modern yang sifatnya eksperimentasi.

“Intinya, tari yang ditampilkan bersifat modern dan bukan tarian pakem seperti biasanya. Tarian ini lebih ke kontemporer dengan eksplorasi gerak baru dan adanya properti yang digunakan untuk mendukung tarian,” kata Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan Seni TBJT, Wijang Jati Riyanto, saat dihubungi solopos.com, Senin (22/6/2015).

Selain itu, lanjut dia, juga ada tari yang disisipi dengan teater, atau ada juga koreografer yang menggabungkan beberapa tari dalam satu tarian. Menurut Wijang, mayoritas pengisi kegiatan tersebut anak muda yang merupakan mahasiswa seni.

Namun, ada juga seniman lama yang ingin memperkenalkan tari kreasi barunya.

Tema yang diangkat dalam tarian itu berbeda-beda sesuai dengan kreasi para koreografer. Ada yang mengangkat tentang aksara Jawa yang diekspresikan dengan tari. Dan bahkan, beberapa waktu lalu ada koreografer dari Suriname yang menampilkan beberapa gabungan tari dari daerah asalnya.

Kegiatan yang sudah diadakan puluhan kali itu terbuka untuk umum dan gratis. Selain menyuguhkan tari, juga ada penjelasan dan diskusi tentang konsep tari yang ditampilkan saat itu oleh masing-masing koreografer.

Ia menyatakan tujuan diadakan kegiatan itu untuk mewadahi kreativitas para seniman dan mahasiswa seni tari untuk memperkenalkan karya barunya. Ia pun tidak membatasi para penampil hanya di wilayah Jawa Tengah.

“Selain untuk media pembelajaran, kegiatan ini juga bertujuan melestarikan kebudayaan di Indonesia, khususnya dalam bidang seni tari. Kami juga berharap dapat memunculkan bibit-bibit baru seniman tari di Indonesia,” imbuh Wijang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya