SOLOPOS.COM - Ilustrasi.dok

 

Harianjogja.com, JAKARTA — Pabrikan sepeda motor asal Jepang, Yamaha, optimistis dapat mengenjot penjualan pada Desember hingga meningkat 5%-8% dari raihan pada November.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Merujuk data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan Yamaha pada November sempat merosot 32,6% dari capaian Oktober. Pada November Yamaha hanya berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 130.200 unit, sedangkan Oktober mencapai 193.238 unit.

General Manager Marketing Communication, PR & Community Development PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Mohammad Masykur menyatakan optimisme itu tak lepas dari dorongan produk terbaru New Mio M3 125. Dari catatan Yamaha, hingga minggu kedua Desember, model itu telah mengatrol pejualan di segmen skuter matik (skutik) hingga 5%.

Sebagai gambaran, penjualan segmen skutik Yamaha pada November mencapai 62.631 unit, sedangkan total penjualan skutik pada periode Januari-November sudah mencapai 1,262 juta unit. Di segmen underbone atau bebek pasar Yamaha pada November mencapai 27.905 unit dari total pasarnya yang mencapai 450.131 unit.

Di segmen sport Yamaha pada November menjual 36.944 unit dari total penjualan hingga bulan kesebelas yang mencapai 500.633 unit.

“Kami berharap Mio M3 yang mulai dipasarkan pada November bisa menggenjot penjualan kami. Pada Desember kami optimistis penjualan di atas raihan November tapi saya rasa tidak akan menembus 140.000 unit,” kata Masykur kepada Bisnis, Kamis (18/12).

Total penjualan Yamaha pada periode Januari-November mencapai 2,213 juta unit. Pasar sepeda motor yang cenderung melandai pada kuartal IV/2014 mendorong Yamaha merevisi target dari yang dipatok di awal sebesar 2,6 juta unit.

Hingga tutup tahun realisasi target Yamaha diperkirakan hanya mencapai 2,3 juta unit, menurun dari raihan tahun lalu 2,495 juta unit.

Masykur memprediski tren negatif penjualan akan terjadi pada November dan Desember dibandingkan dengan Oktober. Analisis dia, penurunan penjualan banyak terjadi di beberapa daerah di pulau Jawa.

Masyarakat masih mempercayai mitos jika melakukan kegiatan tertentu dalam hal ini membeli motor, pada bulan Muharam atau Syuro adalah hal yang kurang baik. Hal tersebut diperparah kenaikan harga bahan bakar yang ditempuh pemerintah di penghujung tahun ini.

Optimisme pasar pun belum terlihat lantaran nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali anjlok. Karena faktor ekonomi tersebut konsumen cenderung menunda pembelian. “Karena faktor tersebut kami memang sulit capai target yang telah ditetapkan,” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya