SOLOPOS.COM - ilustrasi sepeda motor (JIBI/dok)

Solopos.com JAKARTA—Ekspor sepeda motor sepanjang Februari 2014 mencatatkan pertumbuhan mencapai 135,2% menjadi 2.181 unit dibandingkan dengan ekspor pada Januari 2014 yang hanya tercatat mencapai 927 unit.

Data Asosiasi Industri Sepeda Motor menunjukkan, pada Februari 2014, produk sepeda motor asal India TVS mencatatkan ekspor tertinggi mencapai 947 unit atau meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni 153 unit. Sepanjang dua bulan ini, TVS telah membukukan ekspor produknya mencapai 1.100 unit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

PT Yamaha Motor Indonesia membukukan ekspor tertinggi kedua dengan mencatatkan total ekspor mencapai 800 unit sepanjang Februari 2014 atau meningkat dibandingkan dengan catatan ekspor sepanjang Januari 2014 yakni 500 unit. Dalam dua bulan ini, YMI membukukan ekspor mencapi 1.300 unit.

Sementara itu, PT Astra Honda Motor menemapati posisi ketiga dengan total mencapai 276 unit atau 548 unit dalam dua bulan, dan disusul oleh Kawazaki dengan jumlah mencapai 158 unit atau 160 unit pada dua bulan di 2014.

Ekspedisi Mudik 2024

Dengan demikian, sepanjang dua bualn awal pada 2014, ekspor sepeda motor sudah menyentuh angka  3.108 unit.

Adapun, ekspor berdasarkan segmen masih dikuasai oleh segmen underbone dengan total sepanjang Februari mencapai 1.448 unit, diikuti segmen sport 1.239 dan segmen skutik sebanyak 428 unit.

Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala menjelaskan lemahnya ekspor sepeda motor disebabkan oleh pabrikan sepeda motor besar seperti Yamaha, Honda, dan Kawazaki hampir tersebar meluas di beberapa kawasan ASEAN sehingga kebutuhan dari luar negeri untuk di ekspor mengecil jika diabndingkan dengan ekspor mobil.

“Pemerintah berulang kali meminta untuk menggenjot ekspor sepeda motor tetapi memang kita sulit karena semua pabrikan sepeda motor ada di masing-masing negara pada kawasan ASEAN,” tuturnya, Kamis (13/3/2014).

Dia mencontohkan, ekspor tidak bisa menembus daerah seperti Thailand karena mayoritas saham seperti Honda dan Yamaha hampir 90% dikuasai oleh Thailand sepenuhnya jika dibandingkan dengan di Indonesia yang kompisisi sahamnya masih 50:50.

Selain itu, dia menambahkan, ekspor sepeda motor TVS meningkat karena TVS hanya diproduksi di India dan di Indonesia, sehingga produksi TVS di Indonesia dipakai untuk memenuhi permintaan pasar di kawasan ASEAN.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan kesulitan industri sepeda motor tembus pasar dunia karena karakter industri ini yang condong untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Teknologi yang mudah beda dengan mobil jadi alasan, selain investasi yang murah untuk membangun industri ini,” katanya.

Dia juga mengatakan hampir semua negara mengembangkan industri sepeda motor sendiri. Sehingga membuat sepeda motor dari negara lain tidak dilirik. Budi menegaskan karakter industri sepeda motor umumnya hanya untuk konsumsi dalam negeri. Jarang sekali produknya diekspor. “Indonesia bisa saja mengejar pasar Afrika, tapi suatu saat saat ekonominya tumbuh mereka pun pasti memproduksi sendiri,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya