SOLOPOS.COM - Peternak sapi di Kelurahan Popongan, kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar memberikan pakan kepada sapi, Senin (6/6/2022). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Maraknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak belakangan ini tak terlalu memengaruhi penjualan sapi di Karanganyar. Banyak sapi warga Karanganyar yang terjual untuk hewan kurban.

Tono, salah satu peternak sapi asal Kelurahan Popongan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar berhasil menjual satu dari tiga sapinya terjual beberapa waktu lalu. “Saya punya tiga ekor sapi. Yang dua betina yang satu jantan. Yang jantan ini sudah dibeli untuk kurban seharga Rp21,5 juta,” ujarnya, Senin (6/6/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembeli sapi Tono merupakan warga Karanganyar saja. Tono menilai meski ada kasus PMK, animo masyarakat pembeli sapi untuk kurban tetap tinggi.

Kesimpulan ini ia ambil lantaran setelah sapi jantannya terjual, tak lama setelahnya ada warga lain yang mencari sapi untuk kurban ke tempat Tono. “Saya kira warga yang mau berkurban tidak terpengaruh PMK. Yang cari banyak kok. Setelah sapi saya terjual, masih ada tiga orang lagi yang datang cari sapi,” imbuhnya.

Baca Juga: Gara-Gara Wabah PMK, Harga Sapi di Ponorogo Anjlok Hingga Rp8 Juta/Ekor

Keterangan hampir sama disampaikan peternak sapi lain yang juga dari Kelurahan Popongan, Budi Santoso. Ia berhasil menjual satu dari dua ekor sapinya. “Saya punya dua ekor, limosin sama pegon. Yang pegon sudah laku terjual Rp21 juta untuk kurban,” ujarnya.

Sapi Budi tersebut dipelihara di kandang komunal milik Kelompok Tani Ternak Ngudi Rejeki Popongan atau Begajah Farming. Total ada 50 ekor sapi yang dipelihara di sana. Sembilan di antaranya sudah terjual untuk kurban, termasuk milik Budi.

Sementara itu, ada 50 ekor sapi milik 28 peternak di kandang komunal milik Kelompok Tani Ternak Ngudi Rejeki atau Begajah Farming. Sembilan ekor di antaranya sudah terjual untuk kurban.

Tak Risau

Ketua Kelompok Tani Ternak Ngudi Rejeki Popongan, Abdullah Slamet, tidak terlalu risau dengan wabah PMK. Asalkan sapi-sapi dipelihara dengan baik dan diberikan makanan yang baik, ia meyakini akan terhindar dari PMK. “Asalkan makanannya bagus, kandang bersih kelihatannya tidak akan tertular. Apalagi di sini kandangnya rajin disemprot disinfektan,” ujarnya.

Baca Juga: Khawatir Sebarkan Virus, 21 Sapi Terjangkit PMK di Sragen Disembelih

Untuk menghindari penularan PMK, ia melarang anggotanya mendatangkan sapi dari luar daerah. “Orang luar yang mau membeli juga kami sarankan agar tidak masuk ke kandang. Tapi kalau orangnya kita kenal ya bisa lebih fleksibel,” imbuhnya.

Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar, Hari Sulistyo, mengatakan hingga awal pekan ini belum ada laporan kasus baru PMK di Bupai Intanpari. Selain itu, sapi-sapi yang positif PMK juga sekarang sudah sembuh.

“Sampai sekarang belum ada laporan lagi [bergejala/positif PKM]. Yang di Jumapolo itu [dua ekor] sembuh dan di Tawangmangu [lima ekor] juga sembuh,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya