SOLOPOS.COM - Aktivitas di pasar hewan Bekonang, Kamis (11/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Mahardini Nur Afifah)

Aktivitas di pasar hewan Bekonang, Kamis (11/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Mahardini Nur Afifah)

SUKOHARJO — Penjualan sapi di Pasar Hewan Bekonang pada triwulan kedua 2013 ini anjlok 40%. Pada kondisi normal, sapi bisa terjual 350 ekor/hari. Namun selama dua bulan terakhir penjualan sapi hanya berkisar 250 ekor/hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gonjang-ganjing masuknya sapi impor ke Indonesia membuat sejumlah peternak was-was harga ternak mereka langsung anjlok saat keran impor resmi dibuka. Akibatnya, aktivitas jual-beli sapi di sejumlah pasar hewan menjadi lesu.

Peternak sapi asal Kebakkramat, Karanganyar, Ngadiman, 49, saat ditemui Solopos.com di Pasar Hewan Bekonang, Kamis (11/4/2013) siang, mengatakan kecemasan peternak untuk membeli atau menjual sapi beberapa waktu belakangan ini karena was-was dengan ketidakpastian harga.

“Peternak was-was kalau kami melepas [menjual sapi] hari ini, besoknya dibelikan lagi tidak laku. Bayang-bayang masuknya sapi impor yang kami dengar dari berita membuat harga sapi lokal terus naik. Kami tidak tahu kapan kepastian sapi impor masuk, jadi peternak yang takut sewaktu-waktu harga sapi milik mereka bakal anjlok mematok harga tinggi,” terangnya.

Ngadiman menuturkan ketidakstabilan harga jual dan beli sapi saat ini di luar kewajaran. Sapi jenis simental dengan ukuran normal yang biasanya dihargai Rp7 juta/ekor, kini naik menjadi Rp9 juta/ekor.

“Biasanya sapi harganya naik saat menjelang Lebaran dan anjlok saat tahun ajaran baru anak sekolah. Namun saat ini sudah tidak bisa dipastikan lagi. Ada isu sedikit saja harganya sudah berubah. Berita antarpeternak cepat sekali penyebarannya,” katanya.

Ditemui di kantor pengelola pasar setempat, Kepala Pasar Hewan Bekonang, Dimin, menjelaskan selain harga tawar sapi yang menjulang, lesunya aktivitas perdagangan di Pasar Hewan Bekonang juga dipengaruhi kelangkaan solar.

“Dari keluhan yang saya dengar, banyak peternak dari Wonogiri, Karanganyar, Sragen dan Klaten yang berjualan di sini mengeluhkan sulitnya mencari solar subsdi untuk mengangkut ternak mereka. Sedikit banyak itu mempengaruhi lesunya penjualan di sini,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya