SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah bersubsidi (Bisnis.com)

Solopos.com, SOLO — Pertumbuhan perumahan subsidi di wilayah Soloraya disebut terus membaik setelah dampak pandemi mereda. Hal itu dibuktikan dengan penjualan rumah subsidi dari para pengembang yang terus meningkat. Penyaluran KPR rumah subsidi dari sektor perbankan juga meningkat.

Deputi Branch Manager BTN Solo, Emon Subiantoro, mengatakan saat ini bisa dikatakan sebagai momentum yang baik untuk memulihkan sektor perumahan subsidi pasca pandemi.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Kami melihat, pertumbuhan segmen rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah [MBR] luar biasa. Beberapa pengembang yang membangun perumahan subsidi, begitu buka, sold out,” kata dia saat ditemui di acara gathering dan grand launching Marison Regency di The Sunan Hotel, Minggu (23/10/2022).

Dia menyebutkan pada masa pandemi Covid-19, sektor perumahan subsidi sedikit terdampak. Penyaluran KPR rumah subsidi selama masa pandemi tercapai target sekitar Rp200 miliar dalam satu tahun. Sementara tahun ini dari target sekitar Rp300 miliar, telah terealisasi sekitar 95%.

Baik dari program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) maupun Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Dengan begitu pihaknya optimistis target tersebut tercapai sampai akhir tahun.

“Waktu pandemi pertumbuhannya sedikit melambat di dua tahun itu, namun sekarang sudah normal Kembali. Bahkan kami setiap hari ada akad kredit dari berbagai pengembang,” lanjut dia.

Baca Juga: Dibayangi Hantu Resesi, Bahlil Yakin Target Investasi Rp1.400 Triliun Tercapai

Dengan kondisi seperti saat ini, pihaknya juga optimistis sektor perumahan bersubsidi di Soloraya masih akan tumbuh baik. Saat ini jumlah pengembang yang terdaftar sebagai mitra BTN Solo sekitar 200 pengembang dengan jumlah pengembang aktif antara 60%-70%.

Untuk saat ini pengembangan rumah subsidi di Soloraya mayoritas berada di wilayah-wilayah sekitar Kota Solo, seperti Karanganyar dan Sukoharjo serta beberpa di Boyolali.

Dia mengatakan saat ini pengembang-pengembang besar seperti salah satunya adalah Marison Group, cukup ekspansif dalam mengembangkan perumahan subsidi di Soloraya.

Baca Juga: Transaksi E-Commerce Tembus Rp227,8 Triliun per Semester I/2022

Saat ini pengembang tersebut telah membangun beberapa perumahan di Jeruksaawit, Karanganyar; Teras, Boyolali dan Polokarto, Sukoharjo.

“Kami lihat respons pasar juga sangat bagus. Kami sangat mendukung untuk fasilitas pembiayaan kredit bagi para calon debitur yang ingin membeli perumahan tersebut. Kami tidak membatasi berapapun yang akan dibangun pengembang, kami dukung untuk realisasi pembiayaan KPR-nya. Terutama untuk segmen subsidi yang growth-nya cepat sekali pasca pandemi ini,” jelas dia.

Sementara itu Direktur Marison Group, Andrian Ardianto, mengatakan Solo merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang secara tidak langsung menjadi magnet dalam pengembangan rumah bersubsidi. Meskipun untuk lokasi perumahan yang dibangun kemungkinan besar akan berada di kabupaten-kabupaten sekitarnya.

“Semakin besar kota bisanya semakin potensial, tapi juga akan banyak pesaing. Solo dan Semarang ini potensial. Namun untuk Semarang jaraknya [perumahan dengan pusat kota] jauh. Kalau Solo ini jaraknya tidak jauh,” kata dia.

Baca Juga: Perumahan Menjamur, Pengusaha Properti Dipersilakan Berinvestasi di Klaten

Dengan melihat potensi itu saat ini Marison Group terus mengembangkan perumahan subsidi, salah satunya di Soloraya. Pada Minggu siang, pihaknya meluncurkan tiga proyek perumahan subsidi yang dibangun di Soloraya. Di antaranya Marison Jeruk Sawit sekitar 400 unit, Marison Teras di Boyolali sekitar 70 unit dan Marison Polokarto di Sukoharjo sekitar 70 unit. Dari total sekitar 550 unit tersebut, sekitar 250 unit telah terjual. Selain itu pihaknya juga telah melakukan pre launching perumahan subsidi di Wonogiri sekitar 160 unit.

Menurutnya prospek properti khususnya rumah subsidi di Soloraya, secara umum masih baik. Bahkan saat ada pandemi sekalipun. Karakter rumah subsidi yang menjadi kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat, bukan sekedar sarana investasi, menjadi penyebabnya.

“Jadi ini bukan untuk investasi, tapi memang rumah yang benar-benar dibutuhkan untuk tempat tinggal. Sementara segmen untuk rumah subsidi juga masih banyak. Kalau rumah untuk investasi memang agak menurun, apalagi dengan kondisi inflasi seperti saat ini,” lanjut dia.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya