SOLOPOS.COM - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi (berkemeja putih) berbincang dengan pedagang daging sapi di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Selasa (18/04/2017). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Hampir sebulan pasca Iduladha, penjualan daging sapi di pasar tradisional kembali pulih

Harianjogja.com, JOGJA-Hampir sebulan pasca Iduladha, penjualan daging sapi di pasar tradisional kembali pulih setelah sebelumnya pedagang mengalami penurunan penjualan sampai 50%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Supri, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Kranggan mengatakan, mulai Senin (25/9/2017) kemarin sudah banyak konsumen yang membeli komoditas tersebut, baik dari kalangan pengusaha warung makan maupun rumah tangga.

Sejak Iduladha yang lalu, ia mengalami penurunan omzet lantaran penjualan daging sapi merosot. “Kalau hari biasa kan 1,5 kuintal, kemarin [setelah Iduladha hanya 80 kilo [kilogram] saja,” kata Supri ditemui di pasar, Senin.

Meski belum pulih seperti semula, tetapi penjualan daging sapi sejak Senin pagi sudah menunjukkan perbaikan. “Sudah mendekati 1,5 kuintal,” lanjutnya.

Kendati Iduladha, harga daging sapi tidak mengalami perubahan. Sudah setahun belakangan ia menjual daging sapi kualitas satu dengan harga Rp120.000 per kg dan kualitas dua Rp110.000 per kg. Biasanya, kata Supri, pembeli daging kualitas satu dan dua seimbang.

Sementara itu, harga sayuran juga terpantau stabil. Parto, pedagang sayuran di Pasar Kranggan mengatakan, memasuki musim kemarau kebanyakan harga komoditas sayur mayur menurun.

Penurunan paling mencolok terlihat pada komoditas cabai rawit merah. Sekitar Januari lalu, komoditas ini tembus sampai Rp150.000 per kg tetapi mendekati akhir September ini hanya Rp12.000 per kg.

Kondisi yang sama juga terjadi pada komoditas cabai keriting merah yang saat ini hanya dijual Rp25.000 per kg dan keriting hijau Rp15.000 per kg. Parto mengatakan, tidak hanya cabai, komoditas sayuran lainpun mengalami penurunan harga yang signifikan. Rata-rata harga sayuran dijual di bawah Rp10.000, seperti mentimun Rp4.000, terong Rp6.000, dan tomat Rp5.000. “Tapi tomat buah Rp10.000,” katanya.

Sementara sayuran yang dijual di atas Rp10.000 adalah kentang yang saat ini dijual Rp16.000 per kg. Loncang dan seledri yang sebelumnya mencapai Rp20.000, saat ini turun di kisaran Rp15.000 per kg.

Parto mengatakan, kendati harga sayuran di pasar tradisional menurun, tetapi tidak membuat konsumen menambah porsi pembeliannya. “Sama sajalah. Sekarang yang di pasar ini kan kalah sama yang jual sayur kelilingan,” kata Parto.

Selain itu, pedagang di pasar juga harus bersaing dengan sayuran di supermarket yang lebih segar. Kendati demikian, menurutnya harga sayuran di supermarket jauh lebih mahal. “Cara agar kita bisa bersaing ya harus jeli memilah sayuran yang sudah busuk. Harus disisihkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya