SOLOPOS.COM - Penjual daging sapi di Pasar Sunggingan, Giyati, 40, menunjukkan daging sapi yang ia jual, Jumat (17/6/2022). Ia berharap PMK segera selesai sehingga penjualan menjadi normal. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pedagang daging sapi di Boyolali, Jawa Tengah mengeluhkan penjualan menurun drastis diduga karena masyarakat khawatir dengan dampak penyakit mulut dan kuku atau PMK.

Seperti, disampaikan sejumlah pedagang daging sapi di Pasar Sunggingan Boyolali. Mereka mengungkapkan masyarakat khawatir dengan kualitas daging sapi di masa penyakit mulut dan kuku.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satu pedagang, Marno, 46, memastikan bahwa kualitas daging sapi tidak terpengaruh PMK. Sayangnya, menurutnya masyarakat terlanjur takut. “Padahal dari [Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali] Disnakkan sudah menyatakan [kualitas daging sapi] tidak terpengaruh. Tapi, masyarakat terlanjur khawatir dan takut [terdampak] PMK,” kata dia saat ditemui Solopos.com di lapaknya, Jumat (17/6/2022)

Ekspedisi Mudik 2024

Lebih lanjut, Marno mengungkapkan terpaksa mengurangi jumlah daging yang dibawa hingga 50 persen dibanding hari normal. “Pas awal PMK belum pengaruh. Terus, beberapa hari setelah PMK mulai turun. Dari 60 kilogram lebih, sekarang hanya bawa 30 kilogram,” jelas Marno.

Harga daging sapi menurutnya masih normal Rp120.000-Rp125.000 per kilogram. Hal tersebut, kata dia, karena kualitas daging tidak berubah maka harga kulak juga tidak berubah.

Baca Juga : Sapi di Madu Boyolali Bergejala PMK, Peternak: Kami Hancur-Hancuran

Marno mengungkapkan berupaya mengedukasi pembeli dengan menyarankan mereka merebus daging sapi setelah sampai di rumah. “Harapannya semoga virus PMK ini segera musnah agar pembelian [daging sapi] kembali stabil. Semoga juga masyarakat teredukasi terkait daging sapi dan PMK sehingga tidak takut membeli [daging sapi],” jelasnya.

Hal senada disampaikan pedagang daging sapi lain di Pasar Sunggingan, Giyati, 40. Ia mengatakan penjualan daging sapi di lapaknya menurun. “Untuk harganya normal Rp120.000 sampai Rp125.000 per kilogram. Namun, dampak ke penjualan makin turun karena PMK. Padahal kualitasnya tetap,” jelas dia.

Ia juga mengungkapkan membawa 60 kilogram daging sapi pada hari biasa. Dia masih membawa 60 kilogram hingga awal PMK. Kemudian, pembelian menurun beberapa saat setelah PMK. “Pembelian menurun awalnya 60 kilogram, terus turun 50 kilogram. Sekarang ya 30 kilogram sampai 35 kilogram,” jelas dia.

Ia berharap pembelian daging sapi segera normal dan PMK dapat segera menghilang dari Boyolali. Sementara itu, salah seorang pembeli daging sapi mengaku bernama Lina, 38, mengungkapkan beberapa temannya ibu rumah tangga takut membeli daging sapi karena PMK.

Baca Juga : Pasar Hewan Ditutup Gegara PMK, Begini Nasib Bakul Sapi Boyolali

“Kalau saya enggak takut PMK karena tahu PMK kan menularnya seperti Covid-19 begitu. Kalau daging gini ya tinggal direbus atau misal enggak segera dimasak ya dimasukkan freezer,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya