SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Penjualan closed circuit television (CCTV) di Kota Jogja naik dua kali lipat. Menurut pengakuan sejumlah pedagang lonjakan terjadi salah satunya meningkatnya aksi kejahatan yang menyasar perbankan.

Menurut Pimpinan sekaligus Kepala Teknisi CV. Sejahtera Mandiri, Herlambang, sekarang ini hampir semua tempat-tempat seperti supermarket, rumah dan tempat umum lainnya termasuk bank sudah memakai CCTV.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

“Penjualan CCTV sekarang melonjak dua kali lipat, hal ini dikarenakan banyak berita tentang perampokan sehingga para konsumen terpengaruh dan membeli CCTV untuk keamanan. Selain itu, himbauan agar semua Bank dilengkapi CCTV juga mendorong naiknya pemintaan,” jelas Herlambang kepada Harian Jogja, akhir pekan lalu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bank BRI APMD dirampok dengan kerugian Rp167 juta. Pihak kepolisian dan Bank Indonesia menyayangkan pihak bank yang tidak memasang CCTV dan satpam sebagai standar operasional bank.

Bank-bank atau instansi lain paling banyak menggunakan CCTV yang standar, sifatnya diam di sudut ruangan memantau isi ruangan. Untuk Harga CCTV pun sekarang terjangkau. Konsumen bisa mendapatkan paket CCTV yang terdiri dari empat kamera, alat perekam dan instalasinya dengan harga Rp4,5 juta hingga Rp5,5 juta.

“Untuk CCTV yang banyak diminati kebanyakan CCTV yang harganya di bawah CCTV yang bermerek, antara Rp4,5 juta hingga Rp5,5 juta,” jelasnya.

Herlambang menambahkan kualitas CCTV ini tidak kalah dengan CCTV yang bermerek, kualitasnya hampir sama. Kualitas gambarnya baik dan untuk pemantauannya sudah bisa disambungkan via internet.

Di sisi lain, rasa aman menjadi sesuatu yang paling dibutuhkan masyarakat sebelum maupun setelah Lebaran. Banyaknya tindak kriminal yang terjadi saat Lebaran membuat masyarakat dihinggapi rasa khawatir akan keamanannya.

Lebaran identik dengan tradisi mudik atau pulang kampung. Saat itulah merupakan waktu berkumpulnya keluarga, tetapi masih banyak masyarakat yang merasakan kekhawatiran, baik itu khawatir tentang keamanan harta bendanya ataupun rumah yang ditinggalkan.

Menurut sosiolog Universitas Atma Jaya, Bambang Kusumo Prihandono, kekhawatiran masyarakat yang muncul saat Hari Raya Idulfitri dipicu karena sistem yang ada dalam masyarakat belum bisa memberikan rasa aman.

“Masyarakat sebetulnya merasa aman ketika sistem-sistem yang diciptakan pemerintah memberi jaminan. Apabila sistem ini memberi jaminan maka timbul rasa percaya di masyarakat,” jelas Bambang ketika dihubungi Harian Jogja belum lama ini.

Bambang menambahkan ketika ada kepastian atau jaminan, keamanan sistem yang ada di masyarakat akan menjadi tertata. Masalah keamanan sendiri berhubungan dengan aparat keamanan.

Di sini polisi sebagai sistem, memberi rasa aman kepada masyarakat tetapi jika polisi tidak menjalankan sistem sesuai peran dan fungsinya, masyarakat tidak akan percaya lagi pada sistem tersebut.

“Apabila peran dan fungsi aparat keamanan itu bisa memberi rasa keamanan dan keadilan kepada masyarakat maka kepercayaan akan muncul tetapi jika institusi tersebut tidak berfungsi maka akan terjadi kekacauan,” ujarnya.

Kepercayaan tidak hanya muncul dari masyarakat ke pemerintah saja tetapi kepercayaan bisa juga muncul dari antarmasyarakat, tetapi saat ini kepercayaan itu merosot drastis sehingga terjadi ke-chaos-an (kekacauan) dalam masyarakat. Apabila kepercayaan masyarakat hilang maka akan muncul ketakutan-ketakutan.

Banyaknya tindak kriminal menjelang Lebaran, juga merupakan salah satu bentuk ke-chaos-an (kekacauan) yang terjadi dalam masyarakat. “Tindak kriminal yang terjadi saat Lebaran sebenarnya juga disebabkan karena tidak ada kepastian, seperti tidak ada kepastian masalah pekerjaan sehingga mereka melakukan perlawanan yang menjurus tindak kriminal,” kata Bambang.(Harian Jogja/Metta Widyaningrum)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya