SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI)

Solopos.com, JAKARTA–Saham Blackberry jatuh ke level terendah dalam satu dekade terakhir setelah kehilangan harapan menemukan pembeli dan malah menyusun skema investasi baru yang radikal.

Produsen ponsel pintar Kanada ini telah berencana menjual perusahaannya kepada pemegang saham terbesarnya, Fairfax Financial Holding, namun prospek penyelamatan ini surut setelah Fairfax tengah berjuang meningkatkan dana yang dibutuhkan untuk mendukung penawaran 9 dolar AS per saham.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat ini, kelangsungan hidup Blackberry bergantung pada peningkatan 1 miliar dolar dari investor institusi, termasuk Fairfax, melalui obligasi tanpa jaminan. Fairfax akan berinvestasi hingga 250 juta dolar.

Blackberry juga akan mengganti kepala eksekutif perusahaan, Thorsten Heins, yang telah berusaha menghidupkan kembali perusahaan ini sebelum “mengibarkan bendera putih.”

Heins untuk sementara digantikan John Chen, mantan kepala perusahaan perangkat lunak Sybase, yang juga bergabung dengan jajaran dewan BlackBerry sebagai ketua eksekutif, yang bertanggung jawab atas “arah dan hubungan strategis serta tujuan organisasi.”

Penunjukan Chen dipandang sebagai sinyal bahwa Blackberry akan menyerah dalam bisnis pembuatan ponsel, dan akan fokus pada penyediaan perangkat lunak yang dianggap aman untuk bisnis – dimana Chen memiliki pengalaman yang mumpuni dalam bidang ini.

“Saya tahu kami memiliki ramuan yang cukup untuk membangun bisnis yang berkelanjutan untuk periode jangka panjang. Saya telah melakukan ini sebelumnya dan telah melihat kisah yang sama,” katanya kepada Reuters seperti dikutip dari laman The Telegraph, seperti dilansir Antara, Selasa (5/11/2013).

Barbara Stymiest, ketua dewan Blackberry, menyatakan rencana investasi baru akan mewakili “suara signifikan kepercayaan Blackberry dan masa depan di tangan kelompok unggulan, investor jangka panjang.”

Namun tidak semua pihak meyakininya. Saham perusahaan ini anjlok ke level 6.40 dolar setelah bursa saham Nasdaq dibuka di New York, harga terendah dalam satu dekade. Menurut The Telegraph, mereka sedikit pulih, namun masih turun lebih dari 1,1 dolar, atau 14 persen, menjadi 6,68 dolar pada perdagangan siang.

Perusahaan yang berdiri pada 1984 ini dulunya sangat diperhitungkan dalam pasar ponsel pintar berkat perangkat kuat tombol QWERTY. Namun, mereka terlambat memperkenalkan ponsel layar sentuh, sehingga pangsa pasar mereka merosot menjadi hanya satu persen dalam kuartal ketiga tahun ini di tengah meningkatnya persaingan dari Apple dan Samsung.

BlackBerry menolak tawaran kemitraan dengan raksasa teknologi seperti IBM dan Microsoft dengan harapan dapat mempengaruhi perputaran kesuksesan, tapi akhirnya Heins menyerah dan menempatkan bisnis ini untuk dijual pada Agustus.

Sebulan kemudian, perusahaan menorehkan kerugian sebesar 965 juta dolar dan merumahkan 4.500 karyawan (hampir 40 persen dari seluruh tenaga kerja BlackBerry di seluruh dunia).

Lenovo dan Cerberus mempertimbangkan untuk membeli seluruh atau sebagian BlackBerry. Menurut laporan, Facebook juga tertarik namun tidak melanjutkan dengan penawaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya