SOLOPOS.COM - Coffee Jessica (Facebook)

Coffe Jessica menghebohkan dunia maya dan disebut hanya mencari sensasi.

Solopos.com, JAKARTA — Pengamat Sosial, Intan Erlita, menganggap hal yang wajar adanya penjualan kopi yang diberi label Coffee Jessica di Surabaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebab, kopi tersebut terinspirasi dari kasus Wayan Mirna Salihin yang tewas setelah meneguk es Vietnam Kopi bercampur racun sianida di Kafe Olivier, 6 Januari 2016. Menurut Intan, masyarakat Indonesia memiliki kecendrungan memanfaatkan momentum dalam berbisnis. Terlebih, saat ini bisnis kopi tengah naik daun di tengah kehidupan masyarakat.

“Ya itu karena cara dagangnya ambil momentum dan masih wajar kalau lebelnya kopi Jessica tanpa sianida. Penjualnya cari sensasi biar sukses jualannya. Karena masyarakat juga penasaran kasus (Jessica) juga buat penasaran,” kata Intan, seperti dikutip dari Okezone, Selasa (23/8/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Intan menjelaskan, penggunaan label Coffee Jessica tanpa sianida merupakan strategi marketing yang digunakan oleh penjual kopi. Hal yang sama juga pernah terjadi saat booming goyang ngebor dari pendangdut Inul Daratista yang dimanfaatkan menjadi brand oleh warga.

“Waktu zaman goyang ngebor Inul juga dimanfaatkan masyarakat karena pada saat itu ada rumah makan goyang Inul dan apa-apa pakai nama goyang inul. Itu memanfaatkan momen saja,” terangnya.

Meski demikian, Intan mengimbau penjual Coffee Jessica yang diketahui bernama Haris G. Bastian, 29, segera meminta izin penggunaan lebel kopi tersebut kepada pihak keluarga Jessica Kumala Wongso. Baca juga: Coffe Jessica Heboh di Facebook.

Pasalnya selain menggunakan nama Jessica, kemasan kopi tersebut juga memampangkan foto dari terdakwa pembunuh Mirna. “Kalau menggunakan foto dari Jessica harus minta izin terlebih dahulu sebelum memasarkannya. Seharusnya ini mendapatkan izin terlebih dahulu dari pihak keluarga Jessica,” tandasnya.

Tambah Penghasilan

Haris mengatakan membuat Coffee Jessica untuk menambah penghasilan dan tak ada niatan lain. “Saya memproduksi Coffee Jessica untuk menambah penghasilan saja, tidak ada niat yang lain. Makanya, kopi ini saya pasarkan di daerah Jawa Timur saja,” terang Haris.

Ia menuturkan, bahan dasar kopi yang diproduksinya diperoleh dari Jember. Haris memang memilih biji kopi berkualitas bagus, sehingga ketika diseduh dengan air mendidih bisa menimbulkan rasa yang nikmat dan mengeluarkan aroma harum.

“Walaupun namanya Coffee Jessica, tidak ada sianidanya seperti kasus yang membelit Jessica. Melainkan, kopi ini aman dan menyehatkan bila dikonsumsi masyarakat,” ungkap pria yang juga seorang penjual es krim tersebut.

Haris menambahkan, hingga kini dirinya sudah memproduksi Coffee Jessica sebanyak 7 lusin atau sekitar 100 bungkus dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Setiap bungkus memiliki berat 150 gram dan dipatok Rp15.000. Kemudian, diberi bonus gelas turki (gelas kecil) yang menambah kesan unik. Baca juga: Terinspirasi Pembunuhan Mirna, Pria Ini Bikin Usaha Coffe Jessica.

“Satu bungkus kopi siap sedu ini bisa menjadi 10 sampai 12 cangkir. Sedangkan bila mememakai gelas turki bisa sampai 15 gelas,” tukas pria yang pernah merantau ke Banjarmasin itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya