SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan uang (Pastoralmeanderings.blogspot.com)

Warga di sejumlah wilayah Sragen dibuat resah dengan aksi sejumlah orang berkeliling menawarkan obatnya dengan setengah memaksa.

Solopos.com, SRAGEN — Warga sejumlah dukuh di Kecamatan Sumberlawang, dan Tanon, Sragen, resah dengan adanya sejumlah orang yang berkeliling door to door menjual obat pembasmi jentik nyamuk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka menawarkan obat tersebut dengan mengaku sebagai petugas pemerintah dan setengah memaksa. Akibatnya beberapa warga terpaksa merogoh kocek untuk membayar obat itu.

Seperti dituturkan Khoiri, warga Dukuh Karang, Gading, Tanon, saat diwawancarai wartawan, Senin (12/3/2018). Menurut dia, ibunya diminta beli obat itu oleh seorang perempuan yang mengenakan baju batik.

Obat yang ditawarkan dijual dengan harga bervariasi mulai Rp20.000 hingga Rp30.000 per bungkus. “Ada yang mengaku dari dinas kesehatan, ada yang mengaku dari dinas di Semarang. Beda-beda bilangnya,” ujar dia.

Menurut Khoiri, beberapa orang yang menjual obat pembasmi jentik nyamuk tersebut datang berombongan sekitar 10 orang. Mereka datang mengendarai satu mobil. Setiba di lokasi mereka menyebar.

“Bilangnya wajib tuku [beli]. Bahkan saat ada warga yang bilang sedang tidak punya uang malah disuruh pinjam uang tetangga. Yang membuat warga resah ya karena diwajibkan beli itu,” imbuh dia.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, praktik penjualan obat pembasmi jentik nyamuk yang sebenarnya bisa diperoleh warga secara gratis di puskesmas itu juga terjadi di Dukuh Ngaringan, Gading, Tanon.

Beberapa hari sebelumnya juga ada sejumlah perempuan yang menjual obat tersebut di Dukuh Deresan, Cepoko, Sumberlawang. Mereka menyebar pamflet penanggulangan chikungunya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sragen, Hargiyanto, memastikan sejumlah orang yang berkeliling di Tanon dan Sumberlawang menjual obat pembasmi jentik nyamuk, bukan pegawainya di Dinkes. Bahkan menurut dia Dinkes tidak punya program menjual obat pembasmi jentik nyamuk.

“Kalau ketemu mereka jangan mau beli obatnya. Saya pastikan mereka bukan dari petugas kami,” tutur dia.

Hargiyanto mengimbau masyarakat yang membutuhkan obat pembasmi jentik nyamuk agar datang langsung ke puskesmas setempat. Warga bisa meminta obat itu tanpa harus membayar sepeser pun.

Penjelasan senada disampaikan Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Sragen, Suyadi, Senin. Menurut dia, kejadian yang sama terjadi beberapa tahun lalu. Saat itu pelakunya bukan orang Sragen.

Dia meyakini pelaku penjualan obat pembasmi jentik nyamuk di Tanon dan Sumberlawang pun bukan orang Sragen. “Itu bukan petugas dinas. Saya yakin mereka dari luar Sragen,” kata dia.

Suyadi justru khawatir obat pembasmi jentik nyamuk yang dijual tersebut palsu. “Warga harus pandai-pandai dalam hal ini. Tanyakan ada atau tidak izin dari puskesmas setempat,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya