SOLOPOS.COM - Salah satu pedagang bunga tabur di sekitar Makam Sonolayu, Boyolali menunggu peziarah yan akan membeli dagangan mereka, Kamis (13/5/2021). Para pedagang bunga tabur di lokasi tersebut mengaku jumlah peziarah/pembeli bunga tidak sebanyak pada waktu sebelum pandemi Covid-19.(Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, BOYOLALI–Penjual bunga tabur di Sonolayu Boyolali sepi pembeli. Salah satunya, Rajiyem, 54. Sekitar pukul 13.00 WIB dia terlihat mengemasi dagangannya ke dalam karung miliknya.

Penjual bunga tabur di Jl. Perintis Kemerdekaan sekitar Makam Sonolayu, Boyolali ini hendak pulang ke rumahnya di wilayah Kecamatan Teras, Boyolali. Seorang lelaki paruh baya yang duduk di sepeda motor yang terparkir di seberang jalan pun sudah menunggu untuk mengantarnya ke rumah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada Kamis (13/5/2021) atau hari pertama Lebaran dia sengaja pulang lebih awal meskipun masih ada setengah karung bunga tabur yang belum terjual. Maklum, hari itu jumlah pengunjung makam sudah jarang yang datang. Mereka adalah calon konsumen yang ia harapkan akan membeli bunga tabur untuk keperluan nyekar/ziarah kubur di makam tersebut.

Baca Juga: Embung Manajar Selo Boyolali Siap Sambut Pengunjung

Sehingga harapan untuk bisa menjual lebih banyak dagangannya pun sudah semakin menipis. “[Yang datang ziarah] sudah sepi. Jadi ini mau pulang saja. Nanti barangkali di rumah ada yang mau beli meskipun sedikit-sedikit,” ujar Rajiyem.

Rajiyem adalah salah satu penjual tiban bunga tabur sekitar makam Sonolayu Boyolali tersebut. Ada beberapa penjual bunga tabur lainnya yang berjualan di sana. Mereka berharap pada musim Lebaran akan banyak orang yang membeli bunga tabur untuk ziarah kubur. Namun harapan tersebut tidak sesuai kenyataan.

Tetangga Rajiyem yang juga ikut berdagang bunga tabur pada musim Lebaran ini, Parsih, 55 juga mengakui berdagang bunga tabur kali ini tidak sebagus dua tahun lalu.

“Sudah dua kali ini dagangnya sepi. Mungkin karena Corona [Covid-19] orang tidak banyak yang keluar, jadi orang juga tidak banyak yang ziarah dan membeli bunga,” ujar Parsih yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini.

Sementara itu, penjual bunga tabur lainnya, Sadiyem, 98, warga Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, mengatakan pada Kamis (13/5/2021) dia membawa dua karung bunga tabur. Namun hingga siang hari masih tersisa satu karung. “Hari ini [Kamis] saya bawa dua karung. Tahun-tahun lalu biasanya sampai siang sudah habis. Ini masih sekarung dan sudah saya bungkusi lagi dengan plastik kecil-kecil seharga Rp10.000 per bungkus. Tapi belum habis juga,” ujarnya.

Baca Juga: Pemdes Sidomulyo Boyolali Siapkan Tempat Karantina Angker Bagi Pemudik, Gubernur Ganjar: Kreatif!

Namun ia masih sedikit bersabar untuk tetap berjualan, dengan harapan dagangannya akan habis beberapa waktu lagi. “Semoga bisa habis. Tapi kalau tidak habis ya nanti habis waktu Azar saya pulang,” kata Sadiyem yang membuka dasaran sejak pukul 05.00 WIB itu.

Sementara itu, para penjual bunga tabur ini berharap pandemi Covid-19 bisa segera berlalu sehingga aktivitas masyarakat kembali normal, termasuk berziarah pada musim Lebaran. Sehingga usaha mereka dapat normal kembali untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya