SOLOPOS.COM - Galaksi Terjauh (Esa/Hubble Information Centre/Dailymail)

Solopos.com, WASHINGTON - Sebuah fenomena antariksa misterius menghilangnya planet Fomalhaut b pada 2014 masih menjadi perdebatan. Eksoplanet yang cemerlang di langit ini hilang begitu saja dan membuat banyak astronom bingung.

Fomalhaut b, yang jaraknya sekitar 25 tahun cahaya dari Bumi, ditemukan pertama kali oleh teleskop antariksa Hubble pada 2004 dan 2006.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rekan Positif Corona, 200 Pedagang Pasar Plupuh Sragen Tak Berjualan

Nama Fomalhaut b sempat beken karena menjadi eksoplanet (planet di luar tata surya kita) yang berhasil dilihat secara kasat mata oleh Hubble, karena memiliki cahaya yang terang.

Tetapi 10 tahun kemudian, cahaya yang cemerlang itu menghilang begitu saja. Para ilmuwan pun bertanya-tanya, kemana Fomalhaut b pergi?

Ada yang menduga ia telah keluar dari tata surya yang diinduki oleh bintang Fomalhaut dan menghilang. Sebagian ilmuwan mengira ia ditarik oleh tata surya lain. Sementara sebagian lagi menduga ia hancur dalam tabrakan antarplanet.

4 Orang Pasien Positif Covid-19, Ini 3 Kecamatan Zona Merah Boyolali

Tetapi sebuah studi yang terbit pada Senin (20/4/2020) di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) memberikan jawaban yang sama sekali lain.

Planet Misterius Terpecahkan

Fomalhaut b, tulis para peneliti dalam studi itu, sejak awal memang bukan sebuah planet. Alih-alih, apa yang dilihat oleh para astronom pada 2004 dan 2006 adalah awan raksasa berisi debu es yang berasal dari tabrakan dua puing di tata surya Fomalhaut.

Tabrakan itu diduga terjadi di area sabuk dalam tata surya Fomalhaut yang berisi objek-objek antariksa yang terbuat dari es, mirip seperti Sabuk Kuiper di tata surya kita.

DPR: Jika PGN Dipaksa Rugi, Infrastruktur Tidak Terbangun dan Rakyat Rugi

Para ilmuwan menduga Hubble mendeteksi objek yang tadinya dikira planet itu tak lama setelah tabrakan terjadi. Ketika itu awan hasil ledakan sedang mengembang dan terkonsentrasi pada area yang sempit. Tetapi pada 2014 awan hasil ledakan itu sudah menghilang.

"Tabrakan seperti ini sangat jarang dan karenanya sangat luar biasa kita bisa melihat salah satu di antaranya," kata Andras Gaspar, astronom dari Universitas Arizona, Amerika Serikat, yang memimpin studi tersebut seperti dilansir Live Science.

Dalam studi itu Gaspar mengevaluasi selama arsip-arsip observasi Hubble dari 20 tahun terakhir. Ia menemukan Fomalhaut b meredup seiring waktu, sebelum akhirnya hilang pada 2014.

Kurang 1 Poin, Sukoharjo Tak Penuhi Kriteria PSBB Terkait Covid-19

Gaspar membuat simulasi komputer, untuk melihat tabrakan antara dua objek es antariksa dengan diameter mencapai 200 kilometer. Hasilnya menunjukkan bahwa tabrakan antara objek sebesar itu bisa menghasilkan awan raksasa, sesuai pengamatan Hubble.

Hipotesis ini juga mampu menjelaskan beberapa perilaku aneh Fomalhaut b. Contohnya cahayanya sangat terang untuk ukuran eksplanet di jarak 25 tahun cahaya dari Bumi.

Sementara di sisi lain, Fomalhaut b juga tidak memiliki ciri infra merah yang kemudian mengindikasikan ia sangat dingin. Padahal sebagai sebuah planet muda yang lazimnya memiliki suhu panas, ia harusnya memancarkan sinar infra merah.

Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 Indonesia Hampir Tembus 1.000

Para peneliti mengatakan mereka akan mempelajari tata surya Fomalhaut lebih lanjut untuk memastikan bahwa apa yang dilihat Hubble pada 2004 lalu memang bukan sebuah planet tetapi awan es raksasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya