SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Kondisi penjara anak di Indonesia sangat memprihatinkan, baik secara fisik maupun mental. Tak sedikit anak Indonesia yang gantung diri saat masih berada dalam tahanan, demikian menurut pengamat. Direktur Pusat Kajian Perlindungan Anak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Irwanto, mengatakan jika sistem peradilan dan perlindungan anak di Indonesia masih seperti ini tanpa perubahan, maka masa depan negara akan hancur. Irwanto di acara Peringatan Hari Anak Nasional yang diselenggarakan AusAID di Taman Menteng, Jakarta, Sabtu (23/7) menegaskan apabila sistem peradilan di Indonesia tak memihak kepada anak, tentu efeknya jangka panjangnya cukup buruk. Indonesia sangat mungkin kalah bersaing dengan negara-negara lain di dunia, karena sebagian besar generasinya telah mendapati trauma masa kecil yang sulit membuat mereka berkembang akibat menerima ketidakadilan.

Ditegaskan Irwanto, penjara bukanlah rumah  bagi anak-anak Indonesia. Kondisi kesehatan anak-anak di penjara tidak diperhatikan, banyak anak kekurangan gizi, kesulitan memperoleh air bersih, dan tekanan mental. Hingga hari ini UU Nomor 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak masih direvisi. Berbagai masalah diperdebatkan dan belum juga menemukan titik temu. Undang-undang di Indonesia sanggup memenjarakan anak Indonesia yang baru berusia 8 tahun lebih satu hari. Menurut dia, sistem ini tidak hanya buruk, tapi juga tidak adil. Irwanto meminta agar negara melakukan perlindungan sosial dan lebih memperhatikan nasib anak-anak ini sebagai penerus bangsa. [vivanews/lia]

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya