SOLOPOS.COM - Sutantini, penjahit penyandang tunarungu asal Wonogiri memakai masker transparan saat menjahit masker serupa di rumahnya Desa Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, Kamis (30/4/2020). (M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Juru bahasa isyarat asal Wonogiri, Eka Sari Utami, 24, dan seorang penjahit yang menyandang disabilitas tuli, Sutantini, membuat masker transparan untuk tunarungu. Harganya Rp15.000 jika dibeli masyarakat umum.

Produksi masker transparan itu dilakukan di Pakis RT 001/RW 009, Desa Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, yang juga rumah Sutantini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masker transparan untukdifabel tuli berupa masker yang terbuat dari kain, tetapi pada bagian tengah kain dibuat dari mika atau plastik. Tujuannya ketika seorang sedang bicara terlihat gestur bibirnya.

5.127 Buruh di Soloraya Kena PHK dan 12.469 Buruh Dirumahkan

Eka saat dihubungi Solopos.com, Kamis (30/4/2020), mengatakan inisiatif tersebut berawal dari salah satu postingan temannya, seorang penyandang tunarungu, di media sosial. Postingan tersebut berisi berita mengenai pembuatan masker transparan untuk difabel tuli di Amerika Serikat.

Melihat postingan tersebut dia lantas teringat di Wonogiri ada penyandang tunarungu yang berprofesi sebagai penjahit, yaitu Sutantini. Eka lantas menawari Sutantini membuat masker transparan dan direspons baik.

Percobaan Membuat Masker

Pada 8 April 2020, Eka mulai berbelanja bahan untuk membuat masker untuk difabel tuli. Bahan yang digunakan yaitu kain toyobo, kain spti, mika bening, tali kur, dan stoper. Pada awalnya, banyak sekali kendala yang dihadapi.

Laporan Palsu Korban Kejahatan Bertebaran, Kali Ini di Jogja

Keduanya tidak langsung bisa membuat masker transparan secara sempurna. Perlu beberapa kali percobaan sampai akhirnya menemukan cara pembuatan yang paling sesuai.

Hasil percobaan pertama, masker untuk difabel tuli ini belum bisa menutupi hidung dan mulut secara menyeluruh. Hasil percobaan kedua, tali masker belum bisa nyaman dipakai.

Pada percobaan ketiga, masker untuk tunarungu sudah terlihat progresnya. Masker ini bisa menutupi bagian mulut dan hidung secara menyeluruh, tali yang digunakan bisa diikat di leher dan kepala. Selain itu, masker tersebut nyaman dipakai.

Round Up Data Corona Solo: 2 Pasien Meninggal Naik Status, Kasus Positif Jadi 22 Orang

Saat ini, Sutantini bisa memproduksi sepuluh masker dalam satu hari. Dia adalah satu-satunya penjahit yang membuat masker transparan di Wonogiri. Dana produksi masker bersumber dari donasi yang disalurkan oleh beberapa komunitas.

Masker tersebut dibagikan secara gratis kepada penyandang difabel tuli di Wonogiri. Berdasarkan data Eka, setidaknya ada 60 orang penyandang disabilitas tuli yang membutuhkan masker tersebut.

Sementara itu, untuk kalangan umum satu masker transparan dijual dengan harga Rp15.000. Pada dasarnya biaya produksi dan tenaga hanya Rp7.500. Jika dibeli masyarakat umum dengan harga Rp15.000, setengah dari harganya didonasikan untuk para penyandang tunarungu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya