SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan (JIBI/Solopos/Dok)

Penipuan di Solo kini dilakukan beragam cara.

Solopos.com, SOLO – Masyarakat diminta mewaspadai modus penipuan yang menyasar keluarga atau rekan pelaku kejahatan yang ditahan polisi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Komplotan pelaku memanfaatkan kepanikan atau kondisi terdesak keluarga tersangka untuk dimintai uang dengan dalih sebagai jasa untuk membebaskan keluarganya.

Ekspedisi Mudik 2024

Kapolsek Laweyan, Kompol Agus Puryadi, mengatakan modus kejahatan seperti ini sudah masuk wilayah Jawa Tengah. Para pelaku yang telah ditangkap aparat kebanyakan dari wilayah Makassar. “Mereka tak segan mengaku sebagai ajudan Kapolda Jateng atau kapolres setempat,” ujar Agus kepada Solopos.com, Minggu (28/2/2016).

Lebih lanjut, Agus menjelaskan komplotan pelaku penipuan jenis ini memiliki tugas sendiri-sendiri. Ada yang bagian operator, informan, serta eksekutor.

Tugas informan ialah mencari alamat keluarga pelaku kejahatan yang ditangkap polisi melalui media massa dan media informasi lainnya. Mereka lantas mencari nomor telepon yang bisa dihubungi, baik istrinya, orang tuanya, atau bahkan perangkat desanya.

“Rekan komplotan ini lalu menghubungi keluarga tersangka seraya menawarkan cara damai. Mereka mengaku sebagai orang dekat Polda atau kapolres setempat yang bisa membebaskan keluarganya di tahanan,” jelasnya.

Makan Korban

Korban yang terpedaya penipuan seperti ini, kata Agus, cukup banyak. Mereka rata-rata berasal dari keluarga yang tinggal di daerah-daerah dengan keterbatasan akses informasi dan sumber daya manusia (SDM). Korban tak jarang menyetor uang jutaan hingga belasan juta rupiah kepada pelaku penipuan melalui rekening.

“Saya pernah didatangi keluarga tersangka sambil membawa bukti transferan uang. Mereka menanyakan kenapa keluarganya belum dibebaskan padahal uang sudah ditransfer,” ujar Agus mengisahkan pengalamannya bertugas di Polda Jateng.

Kasi Humas Polsek Laweyan, Aiptu  Yulianti, mewanti-wanti masyarakat agar tak mudah memercayai seseorang yang mengaku sebagai aparat lantas meminta uang. Pihaknya juga akan bekerjasama dengan wartawan agar dalam kasus tertentu tak menulis secara detail identitas tersangka.

Tujuannya agar upaya pengungkapan polisi atas kasus kejahatan tak menimbulkan korban baru di keluarganya setelah termuat di media massa. “Ini hanya untuk kasus-kasus kejahatan kecil yang berpotensi jadi sasaran penipuan. Kalau untuk perkara besar, ya tak apa-apa ditulis lengkap identitas pelaku,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya