SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan dengan sasaran perhiasan. (cbc.ca)

Penipuan dengan modus operandi menawari pekerjaan menimpa dua mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG Bermaksud mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama menjalani kuliah, dua mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Semarang justru tertipu. Kedua mahasiswi itu, yakni Aflah, 20, warga Desa Guntur, Kabupaten Demak, dan Siti Rahma Wati, 20, warga Pengadon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng) tertipu seorang lelaki yang baru saja mereka temui di Kawasan Industri Gatot Subroto, Semarang, Jumat (21/10/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam aksinya, pelaku menggunakan modus operandi menjanjikan pekerjaan dengan tes wawancara langsung. Saat hendak menjalani tes, korban diminta memberikan barang-barang berharga mereka kepada pelaku.

Akibat penipuan yang dialaminya itu, korban mengalami kerugian yang ditaksir mencapai Rp4,8 juta. Kerugian itu akibat barang-barang berharga milik kedua mahasiswa berupa dua pesawat telepon gengam, uang tunai, dan ijazah yang berada dalam tas dibawa kabur pelaku.

Dalam laporan mereka kepada aparat Polsek Semarang Utara, Sabtu (22/10/2016) siang, Rahma mengatakan penipuan yang dialaminya itu berawal ketika bertemu dengan seorang lelaki yang belum dikenalnya di daerah Kawasan Industri Gatot Subroto, Semarang, Jumat. Dalam pertemuan itu, pria yang tak dikenal itu menawarinya pekerjaan sambil menyodorkan sebuah brosur yang bertuliskan tentang lowongan pekerjaan.

Di brosur itu juga tertulis nomor telepon seluler yang bisa dihubungi untuk mendapatkan pekerjaan. “Saat nomor yang tertulis di brosur itu ditelepon oleh korban [Rahma], katanya yang mengangkat perempuan dan merespons untuk memberikan tes masuk pekerjaan. Hal itu pun membuat korban langsung percaya kepada pria yang baru dikenalnya itu,” ujar Kapolsek Semarang Utara, Kompol Sulkhan, saat dihubungi Semarangpos.com, Sabtu malam.

Sulkhan menuturkan setelah kejadian itu korban pun diajak pelaku untuk mendatangi lokasi tes masuk kerja itu. Mereka kemudian sepakat bertemu di Jl. Pemuda, tepatnya di depan SMAN 5 Semarang sebelum diantar ke tempat wawancara. Dalam pertemuan itu, korban Rahma mengajak rekannya Aflah.

Sesampainya di lokasi yang dijanjikan, pelaku langsung menemui kedua korban dan meminta sepeda motor korban dititipkan di tempat parkir Sri Ratu Mal. Setelah berbincang cukup lama, kedua korban dan pelaku sepakat mendatangi lokasi tes wawancara.  Namun, sebelum ke tempat tes wawancara, korban diminta menitipkan semua barang bawaannya kepada pelaku.

Setelah semua barang diberikan kepada pelaku, kedua korban pun dibawa ke lokasi yang disepakati untuk tes wawancara. Oleh pelaku, korban Aflah diturunkan di depan Pos 4 kawasan Pelabuhan Tanjung Mas, sementara  Rahma di Jl. Ronggowarsito. Namun, setelah menunggu beberapa lama di lokasi itu, orang yang menjanjikan akan melakukan wawancara tak kunjung datang. Saat itulah kedua korban merasa tertipu tanpa bisa berkata-lata lagi.

Untungnya, salah seorang korban ditemukan oleh warga. Saat ditanya warga, korban seperti orang linglung sehingga tak bisa menjawab pertanyaan. Oleh warga, korban pun langsung dibawa ke Mapolsek Semarang Utara untuk dimintai keterangan.

Kebingungan salah seorang korban itu pun sempat menyita perhatian netizen member Group Facebook Media Informasi Kota (MIK) Semarang (Semar) setelah diunggah oleh pengguna akun Facebook Radithya, Sabtu siang. Pengguna akun Facebook Radithya itu bahkan sempat menganggap korban terkena gendam menyusul kondisinya yang linglung.

“bantu share ono seng kenal bocah iki po rak ? linglung kyk keno hipnotis/mbledoz.. nyasar neng pelabuhan cedak indonesia power.. sory hanya meneruskan dari grup sebelah…,” tulis pengguna akun Radithya sambil mengunggah foto salah satu korban.

Meski demikian, anggapan pengguna akun Radithya itu dibantah Kapolsek Semarang Utara. Sulkhan menyebutkan setelah dilakukan pemeriksaan, kedua korban tidak terkena hipnotis maupun dicekoki obat bius hanya merasa kebingungan sehingga sulit memberikan keterangan saat ditanya warga.

“Saat di depan petugas [polisi anggota Polsek Semarang Utara] dia menjawab pertanyaan dengan lancar dan mengaku tidak diberi minum-minuman keras atau obat-obatan berbahaya lainnya,” terang Sulkhan.

Sulkhan menyebutkan kedua korban murni mengalami penipuan dengan modus menawarkan pekerjaan. Penipuan dengan modus operandi semacam itu memang acap kali terjadi di wilayahnya dalam sepekan terakhir.

“Oleh karena itu saya minta kepada warga masyarakat, khususnya para perempuan yang membutuhkan pekerjaan jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal yang menawarkan pekerjaan. Teliti dulu baik-baik pekerjaan apa yang ditawarkan dan perusahaannya,” imbau Kapolsek.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya