SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

ilustrasi (google img)

SOLO-– Pembantu Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Dr Dwi Tiyanto SU, Senin (30/4/2012), mengatakan akan membentuk tim pelacak untuk mengusut penipuan bermodus program kreativitas mahasiswa (PKM) yang saat ini kian marak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dwi mengatakan, ada lima korban penipuan yang melaporkan kejadian itu kepadanya. Dua korban berasal dari dosen dan tiga dari mahasiswa. Namun, menurut Dwi masih ada beberapa korban lain yang enggan melapor ke pihak rektorat.

Modus yang digunakan pelaku, menurut Dwi, beragam. Ada yang meminta mahasiswa mentransfer uang ke sejumlah rekening karena si korban lolos program kreativitas mahasiswa (PKM) ataupun bermodus seminar luar kota. Kerugian yang dialami korban juga berbeda, ada yang sudah mentransfer uang senilai Rp1,5 juta, ada pula yang mencapai Rp8 juta.

Menurut Dwi, kasus semacam itu ada di UNS sejak lama. Ia mengimbau kepada seluruh staf, dosen, karyawan dan mahasiswa agar tak percaya sms yang mengatasnamakan Dikti atau instansi lain. Pasalnya, instansi formal biasanya menyertai surat resmi apabila memberikan informasi apapun. “Kalau pengumuman PKM, biasanya lewat web, bukan SMS seperti itu,” ungkapnya saat ditemui Espos, Senin, di ruang kerjanya.

Lebih lanjut, Dwi mengatakan sudah  mengirimkan surat edaran formal ke semua fakultas di UNS agar berhati-hati saat mendapati sms penipuan semacam itu. “Apabila ada sms pemberitahuan dari siapapun, harus dikroscekkan di Biro Kemahasiswaan,” tambahnya.

Saat ini, menurut Dwi, kasus itu sudah diserahkan ke kepolisian. Ia berharap, para korban juga melaporkan kasus itu ke kantor polisi.

Salah satu mahasiswa Jurusan Psikologi UNS yang hampir menjadi korban, Ikadek Edwin, mengatakan pada Selasa (24/4), ia mendapat pesan singkat dari orang tak dikenal yang mengatakan dirinya mendapat undangan bernomor
200/Dikti/UNS/SK/19985798/2012. Dalam undangan itu juga dijelaskan bahwa Ikadek mendapat kesempatan mengikuti seminar pendidikan karakter di Bali. Namun harus mengirimkan uang ke nomor rekening ke orang bersangkutan terlebih dahulu. Pemilik nomor tak dikenal itu mengaku bernama Prof Dr Suryo Hapsoro Tri Utomo dari Ditjen Dikti.

Ikadek awalnya mengaku curiga. Namun karena penasaran, ia menuruti permintaan pelaku. “Dia tanya saldo saya dan meminta saya melakukan apa yang ia minta. Namun sebelumnya saldo saya, sudah saya ambil semua dulu,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di Kampus Psikologi UNS.

Dalam sehari itu, ia mendapatkan sms dari tiga nomor yang beda dengan orang berbeda pula. Kecurigaannya semakin bertambah saat sang penelpon membentak nya dan meminta segera ke ATM. “Apalagi saya dibentak, saya malah semakin curiga. Saya juga diberi nomor yang katanya nomor PR III. Tapi pas saya cek, ternyata nomor PR III yang diberikan itu tidak sesuai dengan nomor PR III sesungguhnya,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya