SOLOPOS.COM - Ilustrasi cpns (Dok/JIBI/Solopos)

Penipuan CPNS di Karanganyar masih diselidiki polisi, dengan korban 66 tenaga honorer dan nilai rupiah Rp2,8 miliar.

Solopos.com, KARANGANYAR — Seorang perwira TNI di Kodim Karanganyar diduga terlibat dalam kasus penipuan CPNS. Dandim 0727/Karanganyar, Letkol (Inf) Marthen Pasunda,  membebastugaskan seorang perwira TNI di lingkungan Kodim 0727/Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perwira pertama itu dibebastugaskan karena diduga terlibat kasus penipuan calon pegawai negeri sipil (CPNS). Nama perwira pertama itu dicatut warga Kwangsan, Jumapolo, MP. MP juga melaporkan warga Macanan, Kebakkramat, Sunardi, pada kasus penipuan CPNS. Kasus itu sedang ditangani Polres Karanganyar.

Ekspedisi Mudik 2024

“MP menyebut salah satu anggota saya masuk kelompoknya. Kami enggak menerima begitu saja. Dia [perwira pertama] kami laporkan ke Denpom untuk pemeriksaan dan penyelidikan. Dia dibebastugaskan sementara supaya enggak mengganggu pemeriksaan,” kata Marthen saat menggelar jumpa pers di ruang kerjanya, Selasa (23/6/2015).

Namun, Marthen enggan menyebutkan perkembangan pemeriksaan terhadap salah satu anggotanya. Dia hanya mengatakan anggotanya itu sudah dipanggil Denpom, tetapi belum diperiksa. Perwira pertama itu meminta pendampingan pengacara dari lingkungan TNI.

“Ada bagian hukum di Korem yang akan mendampingi anggota. Proses hukum ada langkah. Kalau prajurit salah, ya salah dan harus bertanggung jawab. Kalau benar, silakan menjabat lagi,” jelas dia.

Sunardi “Petinggi TNI”

Marthen enggan berspekulasi keterlibatan anggotanya pada kasus yang sedang didalami Polres. Dia mempertimbangkan bahwa laporan itu disampaikan sepihak oleh MP. Selain itu, Marthen juga mengklarifikasi informasi yang beredar di wilayah Kebakkramat tentang Sunardi sebagai petinggi pada TNI.

“Sunardi mengklaim dirinya berpangkat Mayor Jenderal saat hajatan anaknya pada Rabu [10/6]. Bahkan pembawa acara menyebut tamu yang hadir berpangkat Letjen. Hanya ada satu Letjen, yakni Wakasad di Mabesad,” cerita dia.

Marthen menegaskan apa yang disampaikan Sunardi itu sebagai upaya menjerat calon korban. Bahkan, Sunardi juga mengaku sebagai anggota Badan Intelijen Negara (BIN).

“Sama sekali tidak benar. Itu pembodohan. Dia mencari-cari supaya tetap eksis. Kami akan menjernihkan persoalan dengan pemangku wilayah di Kebakkramat. Dia [Sunardi] bukan dari institusi militer.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya