SOLOPOS.COM - Para remaja anggota MLM Qnet mendapatkan pengarahan petugas Satpol PP Boyolali di Dukuh Regalrayung, Desa Pelem, Simo, Selasa (18/7/2017). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Belasan remaja Sambi, Boyolali menjadi korban bisnis MLM.

Solopos.com, BOYOLALI — Dugaan penipuan dengan kedok bisnis multi level marketing (MLM) yang menyasar remaja di Boyolali kembali terungkap.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kali ini, kasus mirip dugaan penipuan bermodus MLM di Simo terjadi di Kecamatan Sambi. Korbannya para remaja dari berbagai daerah.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Senin (24/7/2017), kasus dugaan penipuan dengan modus iming-iming pekerjaan itu sudah menjalar beberapa bulan lalu di Sambi. Para korban ada yang diiming-imingi bekerja di pabrik Esemka.

Namun, setelah tertarik dan ketemuan, kenyataanya berbeda denga apa yang disampaikan di awal. Jumlah korbannnya mencapai belasan hingga puluhan remaja.

Mereka diminta membeli produk senilai Rp8,5 juta, plus uang pendaftaran. Setelah itu, mereka diminta mencari target konsumen lainnya agar bisa mendapatkan honor seperti yang dijanjikan.

Sebagian remaja yang tak percaya langsung kabur. Namun, apes bagi remaja yang teperdaya. Ada yang bahkan rela meminta uang kepada orang tuanya dengan membuat-buat alasan.

“Ada remaja asal Wonogiri yang nekat meninggalkan sepeda motornya lalu kabur dari lokasi pertemuan MLM. Karena kalau sudah masuk, dipersulit saat mau meninggalkan lokasi,” ujar Joko Kristianto, salah seorang warga Boyolali yang enggan menyebutkan alamatnya kepada Solopos.com, Senin.

Joko Kristianto mengaku pernah mengikuti acara presentasi bisnis MLM tersebut di salah satu hotel di Boyolali Kota. Beruntung dia tak mengikuti kelanjutannya setelah tahu harus mengeluarkan uang yang tak kecil, yakni Rp9 jutaan.

“Uang itu untuk membeli produk dan syarat menjadi anggotanya. Padahal, uang sebanyak itu saya dapat dari mana?” ujarnya.

Joko meminta para remaja agar mewaspadai iming-iming pekerjaan yang menggiurkan. Jika pekerjaan yang ditawarkan tak sesuai dengan saat promosi atau ada kejanggalan, ia menyarankan agar jangan percaya dan lekas meninggalkan.

“Soalnya, kalau sudah tertarik, sulit sekali keluarnya. Karena rata-rata korban masih remaja, mereka memilih diam dan tak berani melawan, apalagi melaporkan,” terangnya.

Kanitreskrim Polsek Sambi, Bripka Pongky Ristono, saat dimintai konfirmasi ihwal masalah itu mengaku sudah mendengar, namun bukan di wilayah Sambi. Laporan secara resmi belum pernah masuk ke kepolisian, termasuk di Polsek Sambi.

“Saya pernah dengar juga terjadi di Teras. Bahkan, salah satu karyawan saya ini juga pernah menjadi korbannya,” terangnya.

Pongky tak segan mengusut kasus tersebut jika korban sudah melaporkan kerugian yang diderita. Kapolres Boyolali, AKBP Andhi Aries, meminta warga yang merasa menjadi korban penipuan bisnis berkedok marketing, MLM, atau yang lainnya, agar tak segan melapor ke polisi.

Laporan itulah yang akan menjadi dasar polisi untuk bertindak. “Sekarang ini banyak penipuan berkedok pekerjaan. Kalau korbannya cukup banyak, segera laporkan beserta barang buktinya. Kami pasti akan menindak,” paparnya.

Sebelumnya, bisnis MLM Qnet di wilayah Kecamatan Simo dibubarkan jajaran Muspika lantaran meresahkan warga sekitarnya. Namun, penanggung jawa Qnet saat dipanggil jajaran Muspika Simo berkelit dan menolak semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Ketika ditanya kasus-kasus serupa di sejumlah wilayah kecamatan lainnya, Qnet juga berkilah tak tahu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya