SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan online. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Seorang warga Solo, RD, menjadi korban penipuan berkedok ancaman pembekukan akun dompet digital, Dana yang membuat uang senilai Rp3,1 juta raib.

Saat dihubungi Solopos.com, pada Kamis (9/5/2024), RD berkisah peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (7/5/2024) lalu. RD mengaku sering dimintai bantuan oleh rekan dan atasannya untuk melakukan transfer pembayaran bahan baku usaha kuliner milik atasannya.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Waktu itu, usaha kuliner milik atasannya tersebut menerima banyak pesanan dari banyak konsumen. Bahkan ada satu klien yang memesan 700 kemasan. RD mengaku saat itu juga harus mengantar pesanan di samping menyiapkan bahan baku untuk pesanan berikutnya.

Karena pemasok telur hanya mempunyai rekening bank tertentu, dia lantas ingin membayarkan uang pembelian telur tersebut melalui dompet digital DANA, agar tidak dikenakan biaya tambahan. Ketika RD ingin membayarkan uang pembelian telur tersebut, RD mengaku aplikasi DANA di handphone (HP) miliknya tidak bisa dibuka.

“Jadi ada keterangan akun dilindungi, enggak bisa dibuka aplikasinya. Padahal biasanya bisa langsung dibuka. Pas lagi susah dibuka itu, ada pesan Whatsapp tiba-tiba masuk yang mengatasnamakan pihak DANA,” kata dia.

Karena lelah dan bingung, RD lantas membalas pesan tersebut dan tiba-tiba ditelepon dari nomor yang mengatasnamakan pihak DANA. RD disebut telah mengaktifkan fitur paylater, padahal tidak. RD yang panik kemudian mengikuti petunjuk dari telepon tersebut, kurang lebih selama 34 menit. RD mengaku penelepon terus menyuruh dia melakukan saran penelepon tersebut.

Awalnya dia tidak percaya dengan keterangan dalam telepon tersebut, namun penelepon tersebut mengancam akun DANA milik RD bisa dibekukan ketika tidak mengikuti petunjuk. Dia juga diminta untuk memberitahukan kode OTP yang masuk ke HP-nya. RD mengaku juga menghubungkan akun DANA miliknya dengan dua rekening bank agar bisa top up saldo otomatis.

Setelah telepon selesai, RD kemudian mengecek aplikasi DANA miliknya dan bisa masuk, namun dia kaget, saldo miliknya tersedot dan hanya tersisa Rp100-an. Dalam aplikasi DANA miliknya juga tercatat riwayat transfer ke beberapa rekening yang tidak dia lakukan.

Lantas dia kemudian memutus sistem top up otomatis dari dua rekening bank yang terhubung ke akun DANA miliknya. Nomor RD juga telah diblokir oleh penelepon tersebut. RD mengaku juga telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat, mengaku turut bersimpati atas kejadian tersebut. Pihaknya mengimbau masyarakat agar selalu mewaspadai dan berhati-hati ketika menggunakan gawai.

“Di antaranya adalah, jangan meng-klik tautan yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak dikenal. Selain tautan, saat ini berkembang pula modus phising dalam bentuk file dalam format APK, PDF, maupun modus bentuk lain. Jika tautan/file dikirimkan oleh pihak yang sepertinya kita kenal, namun kita ragu atas keamanan file tersebut, sebaiknya dikonfirmasi kepada pengirim yang kita kenal tersebut,” kata Dwiyanto, saat dihubungi.

Selain itu, masyarakat agar memberikan password/pola/biometrik pada gawai yang dimiliki agar tidak dapat diakses oleh sembarang orang. Selain itu, kode keamanan tersebut tidak boleh dibagikan kepada orang lain, termasuk orang terdekat sekalipun.

Dwiyanto juga mengimbau masyarakat agar tidak bertransaksi keuangan menggunakan mobile banking atau internet banking dengan Wifi publik, karena hal tersebut rentan terhadap pencurian data transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya