SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Okupansi hotel berbintang di Kota Solo tercatat tumbuh tipis selama caturwulan I 2011. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo mencatat okupansi bertengger di angka 52,17%.

Sedangkan untuk hotel tipe melati, PHRI baru melakukan pendataan. Namun, diproyeksi okupansi masih berada di bawah 50%. Pelaksana Humas dan Promosi PHRI Solo, Bambang Gunadi, Selasa (17/5), menerangkan berdasarkan catatan pihaknya okupansi rata-rata hotel selama caturwulan I 2011 mencapai 52,17%. Angka itu meningkat tipis dari kondisi di akhir 2010 dimana okupansi tercatat 50,8%. “Meningkat sedikit, sekitar 2%. Peningkatan kecil ini tetap didukung agenda MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibitionred) di hotel-hotel di Solo,” terang Bambang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pertumbuhan okupansi, menurut dia, mengindikasikan nama Solo mulai dikenal dan menarik khususnya bagi kalangan instansi pemerintah dan swasta yang membutuhkan suasanan baru untuk melaksanakan agenda meeting mereka. Bambang juga menilai, hal ini terkait erat dengan keberhasilan Solo menciptakan pandangan positif di tengah masyarakat. Misalnya dalam hal potensi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), ragam transportasi massal yang menarik di Solo dan didukung banyak kegiatan wisata.

Lebih jauh, Bambang memproyeksi okupansi akan terus merangkak naik di bulan Mei, Juni dan Juli. Namun, memasuki bulan Ramadan, yakni pada Agustus, okupansi diproyeksi bakal turun. Di sisi lain, ancaman okupansi turun, menurut dia, pasti akan membayangi Solo seiring dibangunnya hotel-hotel baru. “Saya dengan ada satu hotel yang sudah rampung pembangunannya pada bulan Juli nanti. Mau tidak mau hal itu pasti akan memperngaruhi okupansi. Apalagi, saya dengar, satu hotel baru ini menyediakan 150-an kamar,” urai dia.

Perbaikan SDM
Dia melanjutkan untuk tetap memastikan pertumbuhan okupansi, pihak hotel didorong terus memperbaiki fasilitas dan kualitas layanan yang diberikan, serta sumber daya manusia (SDM) pegawai hotel setempat. Selama ini, Bambang menyebut masih ada kendala dalam hal SDM pegawai hotel, di antaranya terlihat dari lemahnya penguasaan bahasa asing.

Persoalan SDM tersebut juga pernah diungkapkan Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS), Bambang “Benk” Mintosih. Menurut Benk, sudah saatnya pihak perhotelan membekali SDM mereka dengan kemampuan bahasa yang mumpuni, khususnya Bahasa Inggris. Hal ini, untuk memastikan tamu mendapat pelayanan yang memuaskan. Di samping hotel, kalangan biro wisata juga didorong membekali pegawainya dengan kemampuan bahasa yang beragam. Sekali lagi, hal tersebut penting untuk memastikan semua tamu terlayani dengan baik.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya