SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Orang tua Novi Wahyuning Pangesti, 20, korban pembunuhan yang mayatnya ditemukan di luweng atau sungai bawah tanah di Dusun Bakalan, Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, masih tak tenang meski polisi sudah memastikan identitas pelaku.

Orang tua Novi meyakini pembunuh putri mereka lebih dari satu orang. Ayah Novi, Tri Harjanto, kepada Solopos.com, Jumat (21/12/2018), mengaku terkejut setelah mengetahui penyidik Polres Wonogiri menghentikan pengusutan. Dia kali pertama diberi kabar polisi telah menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) oleh kerabatnya yang mendapat informasi dari media sosial.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Warga Surupan, Bulurejo, Nguntoronadi, Wonogiri, itu kecewa dengan polisi yang tak memberi tahu keluarga terlebih dahulu sebelum menyampaikan kepada publik melalui media. Sudah lama keluarga menanti kejelasan tindak lanjut pengusutan kasus tersebut.

“Rencananya saya baru mau menanyakan kejelasan kasus ini kepada Kapolres, Selasa pekan depan. Hla ini tahu-tahu ada kabar polisi sudah menghentikan penyidikan. Setidaknya kan bisa membicarakan dulu dengan keluarga,” ucap Tri saat dihubungi Solopos.com.

Menanggapi ihwal polisi yang menyatakan tidak ada indikasi keterlibatan pelaku lain selain Reno Risanto alias Buluk, 29, warga Gesik, Songbanyu, Gunung Kidul, DIY, dia mengaku menerima. Menurut dia, polisi mengambil kesimpulan itu tentu berdasar alat bukti.

Namun, dia meyakini pelaku minimal tiga orang. Dia menilai Reno kemungkinan besar dibantu orang lain saat membawa tubuh Novi ke luweng. Dia berpendapat kecil kemungkinan Reno bisa membawa tubuh Novi ke lokasi pembuangan sendirian.

Hal itu mengingat jarak jalan dengan luweng lebih kurang 700 meter, terlebih hal itu diduga dilakukan malam hari. “Kemungkinan besar tubuh Novi dibawa ke lokasi saat malam agar tidak ada warga yang melihat. Jika dirunut, kejadiannya mungkin Mei saat Ramadan. Ini karena saya kehilangan kontak dengan Novi sejak awal Ramadan. Paling tidak pelaku tiga orang karena bisa jadi ada satu orang yang memberi penerangan dan dua orang lainnya membawa tubuh Novi. Salah satunya Reno,” imbuh Tri.

Dia juga meyakini tubuh Novi ditusuk benda tajam. Tri mengaku melihat pakaian Novi yang dikenakan saat kejadian sobek di dekat area dada. Menurut dia sobekan itu berbentuk khas seperti bekas tusukan benda tajam.

“Ini feeling saya setelah mengamati semua fakta yang ada,” kata Tri.

Dia menginformasikan Novi merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Dia bekerja di salah satu restoran di pusat perbelanjaan Solo Baru, Sukoharjo. Novi kali terakhir bertemu keluarga beberapa hari setelah hari pertama Ramadan.

Saat itu dia meminta sahur bersama keluarga. Saat itu Novi memberitahunya dirinya baru saja membeli telepon seluler (ponsel) dengan cara kredit. Tri tak mempermasalahkannya selama ponsel itu digunakan untuk hal positif.

Dia tak menyangka tidak lama setelah berada di Sukoharjo, Novi tak bisa lagi dihubungi. “Pada 2017 menurut istri saya Reno pernah ke rumah bersama Novi dua kali. Setelah diberi tahu istri, saya bertanya kepada dia ada hubungan apa dengan lelaki itu. Novi menjawab hanya teman. Saya kemudian berpesan agar dia berhati-hati dalam bergaul dan selalu menjaga kepercayaan orang tua. Saya juga minta dia selalu memberi kabar selama di Sukoharjo.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya