SOLOPOS.COM - Produk olahan lele yang banyak dipesan pelanggan, Minggu (17/11/2013). (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Kelompok usaha olahan lele di Dusun Sawahan, Desa Genjahan, Kecamatan Ponjong, membutuhkan alat untuk menunjang produksi. Kelompok yang digawangi ibu-ibu rumah tangga dusun setempat itu selama ini mengandalkan alat pinjaman. Padahal produksi olahan lele tersebut sudah sampai luar daerah.

“Sebetulnya banyak pesanan dari luar daerah sampai Jogja dan Jakarta. Terkadang kalau pesanan banyak kami kewalahan sampai nolak,” kata Unti Wobowo, Ketua Kelompok Olahan Lele, Tirtomoyo, di sela-sela Pelatihan Pendampingan dan Pengawalan Teknologi Pengolahan Produk Perikanan di Dusun Sawahan, Minggu (17/11/2013)

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Menurut Unti, selama ini usaha kelompoknya mengandalkan dua peralatan Spinner dan Siller pinjaman dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Alat tersebut harus bergantian dengan kelompok lainnya. Sementara pesanan produk olahan lele hampir datang setiap hari dari warung-warung makan dan pusat oleh-oleh di Gunungkidul maupun luar daerah.

“Kami sudah mengajukan proposal permintaan alat Spinner dan Siller sepekan yang lalu. Kalau harus beli sendiri tidak mungkin karena kami kelompok usaha kecil,” ucap Unti.

Anggota kelompok Tirtomoyo, Yosiana Suprapti menambahkan, usaha kelompoknya baru berjalan sejak enam bulan lalu, berawal dari kebingungan ibu-ibu rumah tangga karena ikan air tawar di Ponjong sangat melimpah. Namun, ikan-ikan tersebut hanya sebatas dikonsumsi dengan cara digoreng dan dibakar. Akhirnya dengan sering mengadakan pertemuan menghasilkan pemikiran untuk membuat abon lele.

Belakangan, kelompok Tirtomoyo tidak hanya memproduksi abon lele, namun juga produksi krupuk crispy dari lele bagian kepala, kulit dan buntut. “Selain spinner dan siller kami juga kesulitan mencari plastik ukuran 0,8. Kemasan untuk olahan lele ini tidak bisa sembarang plastik,” imbuh Yosiana.

Sementara Peneliti dari Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Hikmah, saat mengunjungi kelompok usaha Tirtomoyo mengakui alat spinner dan siller sangat dibutuhkan untuk usaha abon lele. Dia akan segera berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Pengolahan Produk Hasil Perikanan (P2HP) di kementerian yang sama.

“Kebetulan kami hanya membicarakan soal Klinik Iptek Mina Bisnis bagaimana masyarakat mampu memproduksi berbagai olahan dari kan dengan teknologi. Untuk kebutuhan peralatannya nanti yang menangani adalah P2HP,” ucap Hikmah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya