SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kawasan Industri Kendal. (jabeka.com)

Solopos.com, SEMARANGAsosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah (Jateng), mengaku masih khawatir konflik antara Israel vs Iran bakal mengganggu sektor industri di 35 kabupaten/kota.

Kendati demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mengklaim bahwa konflik di Timur Tengah itu tidak akan mempengaruhi iklim investasi di wilayahnya.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Ketua Apindo Jateng, Frans Kongi, menilai hampir semua semua sektor industri akan terganggu dengan adanya perang Israel dan Iran. Terutama industri farmasi dan garmen karena 80 persen bahan bakunya dari luar negeri atau impor.

“Hampir semua, yang tidak terpengaruh cuma pertanian, pertambangan. Itu yang kita punya yang kita bisa jual, mereka [industri pertanian dan tambang] dapat keuntungan lebih karena dolar naik, sawit misalnya,” nilai Frans kepada wartawan, Jumat (3/5/2024).

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Sakina Rosellasari, mengklaim aktivitas investasi dan industri di 35 kabupaten/kota terus bergerak. Menurutnya, Jateng masih menjadi kawasan primadona.

“Sepanjang kami melihat, investasi di Jateng masih menjadi primadona. Contohnya beberapa kabupaten/kota itu yang namanya PMA [Penanaman Modal Asing] untuk relokasi ke Jateng masih banyak,” klaim Sakina.

Sakina menambahkan, terutama iklim investasi di Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dan kawasan peruntukan industri di sejumlah daerah. Banyak perusahaan yang mulai groundbreaking atau pembangunan pabrik.

“Dalam waktu dekat juga banyak yang sudah akan mulai groundbreaking di kawasan industri, baik KIK di KITB, dan kawasan peruntukan industri,” imbuhnya.

Kendati mengklaim aman, Sakina tak menampik dampak dari konflik dunia dan geopolitik pasti ada. Namun sejauh pengamatannya, aktivitas investasi tetap berjalan atau masih banyak pabrik yang relokasi ke Jateng.

“Jadi dampaknya mungkin ada, tetapi (masih) banyak yang melakukan relokasi ke Jateng. Dan faktanya banyak investasi yang masuk ke Jateng,” akunya.

Lebih lanjut, DPMPTS Jateng memaparkan bila sektor primadoma adalah padat karya. Namun saat ini, investor juga mulai beralih ke sektor manufaktur.

“Untuk industri manufaktur mulai dalam waktu dekat ini yang akan membangun di KIK adalah perusahaan motor listrik. Jadi memang mulai bergerak antara padat karya ke padat modal,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya