JOGJA—Pengusaha jasa boga mengeluhkan kenaikan harga bahan baku terutama sayuran yang semakin tinggi. Pasalnya, meski harga bahan baku naik, mereka tidak bisa menaikkan harga menu kepada konsumen.
“Sulit kalau harus menaikkan harga, apalagi harga sayur fluktuatif sekali,” ujar Ketua Bidang Insidentil Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJI) DIY, Y. Slamet Raharjo Urip Sugiyono, Kamis (15/12).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Slamet mencontohkan harga tomat yang melonjak dari yang semula Rp4.000 per kilogram merangkak hingga sekarang mencapai Rp14.000 per kilogram.
“Kami harus putar otak untuk mengurangi cost produksi tanpa mengurangi kualitas menu,” ujarnya.
Selain mengurangi kebutuhan bahan baku, pengelola Catering Bu Dhparmi ini juga melakukan substitusi bahan baku. Misalnya, untuk cabai dan tomat disubstitusi dengan saos.
“Hanya cabai dan saos yang bisa diakali. Tapi, untuk yang lain tetap tidak bisa diganti,” imbuhnya.
General Manager Kopitiam 51, Dicky Hermanto menambahkan, kenaikan hampir terjadi di semua jenis sayur seperti kol, brokoli, dan wortel. Dari sisi pasokan, pada dasarnya masih tercukupi, hanya dari sisi harga yang tinggi.
“Musim hujan, produksi sayur terganggu, padahal permintaan tinggi, akibatnya harga sayur naik,” ujarnya.(Harian Jogja/Intaningrum)