JOGJA—Pengembang properti hotel belum tertarik berinvestasi di Kulonprogo (KP), kendati daerah itu rencananya bakal dibangun bandara internasional baru. Pertumbuhan ekonomi di sekitar bandara diragukan bakal berkembang cepat.
Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali
Pengembang apartemen dan kondominium hotel (kondotel) Mataram City Jogja, Bogat Agus Riyono menuturkan, masih berpikir ulang bila hendak berinvestasi di lokasi sekitar bandara. Sebab keberadaan terminal penerbangan berkapasitas hingga enam juta penumpang tersebut belum tentu memicu pertumbuhan ekonomi secara cepat. Bogat mencontohkan, keberadaan bandara Soekarno-Hatta di mana pertumbuhan ekonomi di sekitar lokasi sangat lambat.
“Seperti Soekarno Hatta itukan pertumbuhan bisnis di sekitar hotel itu sangat lambat. Makanya kami tak tertarik kalau ke Kulonprogo,” terang Bogat, Rabu (7/11/2012).
Ia membandingkan Gunungkidul dan Bali. Kendati keduanya sama-sama punya potensi wisata berupa pantai yang indah, namun pertumbuhan ekonomi di Bali lebih mengagumkan dibanding Gunungkidul karena infrastruktur jalan di Bali sangat memadai.
Dari pada berinvestasi di Kulonprogo, Bogat mengaku lebih memilih menanamkan modalnya di daerah Maguwo, Sleman. Pihaknya berencana membangun hotel delapan lantai di sana. Namun Bogat enggan mengabarkan kapan pembangunan dimulai.
“Saya belum bisa sampaikan kapan pembangunan dimulai, tapi secepatnya beberapa waktu ke depan akan mulai kami pasarkan dulu,” tuturnya.