SOLOPOS.COM - Pengunjung berwisata ke Rumah Atsiri, Karanganyar belum lama ini. (Istimewa-rumah Atsiri)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karanganyar khawatir adanya perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM jilid III nanti. Pasalnya jika hal tersebut diterapkan, usaha perhotelan dan restoran berpotensi bangkrut.

Pembina PHRI Karanganyar, Kawardi, menjelaskan selama penerapan PPKM jilid I dan II, dia menerima banyak keluhan dari pengusaha hotel dan restoran di Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, saat ini banyak pengusaha hotel dan restoran yang merugi lantaran biaya pengeluaran operasional lebih besar dibandingkan pemasukan selama PPKM.

Baca juga: Suka Duka Sukarelawan Tak Kendur Urusi Pengungsi Merapi di Klaten

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya bahkan sempat diberitahu salah satu pemilik hotel harus menjual aset mereka untuk bisa menutup kerugian yang dialami selama wabah Covid-19 dan diterapkannya PPKM. Dampak ekonomi ini tidak hanya di hotel saja, tapi mencakup semua termasuk pusat oleh-oleh, travel, pondok wisata, vila, dan restoran,” terang dia kepada Solopos.com, Selasa (2/2/2021).

Kegiatan Dilarang

Kekhawatiran akan bangkrut didasari tidak adanya sumber pemasukan yang bisa didapatkan bahkan sebelum adanya PPKM. Pasalnya, banyak kegiatan yang menjadi pundi-pundi pemasukan hotel dan restoran yang dilarang.

“Kegiatan seperti gathering, rapat, seminar, kelompok wisata, itu kan dilarang. Berdampak pada okupansi yang rata-rata maksimal hanya 20 persen. Bagaimana tidak rugi. Kalau seperti ini terus, usaha bisa bangkrut,” imbuh dia.

Baca juga: 10 Berita Terpopuler : Jateng di Rumah Saja 2 Hari Akhir Pekan Ini

Senada diungkapkan pemilik Wilis Tour and Travel, Ardhi Wilis, yang mengaku selama PPKM dia terpaksa merugi untuk menutup biaya operasional seperti gaji karyawan, internet, dan transportasi.

Dia juga mengkhawatirkan apabila PPKM diperpanjang akan berdampak pada bangkrutnya usaha wisata yang dia kelola.

“Januari dan Februari ini saya tombok untuk operasional perusahaan. Kan tidak mungkin seperti ini terus. Saya juga kasihan dengan karyawan saya. Kalau bisa tidak usah diperpanjang PPKM ini. Sebentar lagi Puasa juga, momen itu low season untuk usaha wisata. Kami akan semakin lama untuk bangkit. Menurut saya PPKM itu tidak efektif juga malah berdampak negatif ke ekonomi,” ungkap dia.

Baca juga: 4 Gunung Berapi Berstatus Siaga Termasuk Merapi, Begini Kondisinya Saat Ini

Sementara itu, Marketing Rumah Atsiri, Paramitha Sari Indah Widarini, juga mengkhawatirkan PPKM kembali diperpanjang. Apabila hal tersebut terjadi, dipastikan pemasukan di tempatnya akan semakin memburuk.

“Sebentar lagi low season saat bulan puasa. Kalau ada perpanjangan PPKM lagi otomatis anggaran belanja akan dipending, kami hanya bisa mengandalkan wisatawan individu yang tidak seberapa. PPKM ini sangat berimbas di sisi usaha,” beber dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya