SOLOPOS.COM - Pekerja menaikkan buah kelapa sawit yang baru dipanen di kawasan perkebunan sawit di Desa Berkat, Bodong-Bodong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (10/3/2022). Harga tandan buah segar kelapa sawit nasional saat itu berada di level terendah di Papua Barat senilai Rp2.756,73 per kilogram dan tertinggi di Sumatra Barat senilai Rp3.733,02 per kilogram dan diprediksi akan naik terkait konflik Rusia dan Ukraina. (Antara/Basri Marzuki)

Solopos.com, JAKARTA–Pengusaha kelapa sawit yang tergabung dalam Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mendesak pemerintah segera membuka keran ekspor crude palm oil (CPO).

Hal ini dikarenakan akan menimbulkan efek domino bagi pelaku usaha, petani sawit hingga devisa negara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekretaris Jenderal Gapki Eddy Martono mengatakan kalau melihat data 2021 rata-rata devisa ekspor produk sawit mencapai US$3 miliar per bulan.

“Minimal itu yang hilang. Belum dari kerugian lain seperti penjualan tandan buah segar [TBS] petani yang terhambat dan lain-lainnya. Harapan kami pelarangan ini jangan terlalu lama sebaiknya segera dibuka kembali izin ekspor,” kata Eddy, Kamis (12/5/2022).

Edy mengungkapkan pelarangan ekspor membuat harga TBS petani turun, terutama TBS petani yang tidak bermitra dengan perusahaan.

Baca Juga: Larangan Ekspor CPO Diterapkan, Harga Minyak Goreng Sudah Turun?

“Untuk petani yang bermitra saat ini juga harganya turun, ini karena pembeli CPO mulai mengurangi pembelian sehingga PKS [pabrik kelapa sawit] pun mulai mengurangi pembelian TBS petani,” ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan Indonesia tidak takut kehilangan devisa negara sebagai dampak pelarangan minyak sawit mentah (CPO) sejak 28 April.

Menurut BPS, ekspor minyak sawit mentah (CPO) berkontribusi sebesar Rp112,82 triliun bagi perekonomian Indonesia sepanjang kuartal I 2022.
Angka ini setara 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan Angka Dasar Harga Berlaku (ADHB) yang mencapai Rp4.513 triliun.

Baca Juga: Larangan Ekspor CPO, Harga TBS Merosot, dan Korporasi Melanggar Aturan

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Veri Anggrijono memastikan pelarangan ekspor minyak sawit mentah tidak akan berlangsung lama.

“Itu konsekuensi ya [kehilangan devisa]. Kebijakan ini kan untuk rakyat juga supaya minyak goreng terjangkau,” kata Veri saat dihubungi Bisnis, Kamis (12/5/2022).

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Gapki Minta Pemerintah Segera Buka Keran Ekspor CPO, Ini Alasannya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya