SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO – Sejumlah pengurus RT di Kota Solo meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk memberikan pelatihan pembuatan administrasi. Pelatihan itu sangat penting mengingat ketua RT dan RW tidak paham proses pembuatan administrasi mengenai bantuan dana hibah dari Pemkot.

“Ya, perlu sekali jika ada pelatihan administrasi. Selama ini saya bingung membuat surat atau pun proposal pencairan bantuan dari Pemkot maupun pihak lain,” ujar Ketua RT 002/ RW 015, Semanggi, Rudi Sutopo, saat berbincang dengan Espos, di Solo, Rabu (17/10).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Rudi mengakui ketua RT memiliki keterbatasan dalam membuat administrasi. Selain itu, kemampuan dan pengetahuan setiap ketua RT di bawah rata-rata. “Mereka (ketua RT) dipilih oleh warga karena dianggap mampu. Padahal tingkat pengetahuannya ya pas-pasan. Orang terpaksa mau menjadi ketua RT karena yang lain menolak,” jelasnya.

Dengan adanya pelatihan administrasi, pihaknya berharap setiap ketua RT mempunyai semangat untuk membuat proposal guna pencairan dana bantuan. Selama ini, dia mengakui ketua RT pusing memikirkan pembuatan proposal karena terkendala minimnya keterampilan.

Permintaan serupa diungkapkan ketua RT 003/RW 008, Harjanto. Dia berharap petugas dari Pemkot meluangkan waktu untuk memberikan pelatihan khusus administrasi bagi ketua RT dan ketua RW. “Selama ini, kami hanya pasrah bongkok ke kelurahan apabila ada persoalan administrasi. Hla wong kita enggak paham,” jelasnya.

Menurutnya, pihak kelurahan selama ini hanya memberikan sosialisasi bagaimana pembuatan administrasi, tetapi hal teknis dasar mengenai praktik pembuatan administrasi belum diajarkan. “Ya, kami akui sosialisasi itu penting. Namun alangkah baiknya jika kita bisa praktik sendiri. Ini juga berkaitan dengan bantuan pencairan dana hibah dari Pemkot,” jelasnya.

Hal serupa diutarakan sekretaris RT 003/RW 012, Semanggi, Sutarto. Dia mengatakan pelatihan administrasi sangat perlu bagi kepentingan ketua RT, ketua RW dan PKK. “Selama ini sifatnya hanya sosialisasi. Itu hanya sepihak. Dalam arti Pemkot atau pihak kelurahan hanya menyampaikan ini dan itu, pengurus RT hanya sebagai pendengar. Beda halnya dengan pelatihan, mereka semua bisa dilibatkan untuk belajar memahami administrasi, anggaran keuangan dan lain sebagainya,” kata Sutarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya