SOLOPOS.COM - Abdi dalem Keraton Solo mengintip lewat celah pintu utama Kori Kamandungan kompleks Keraton Solo saat hendak mengantarkan makanan dan minuman untuk GKR Timoer dan empat orang lainnya diduga dikurung di dalam keraton, Jumat (12/2/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Situasi Keraton Solo kembali memanas dengan munculnya isu pengurungan putri Raja PB XIII, GKR Timoer Rumbai, bersama GKR Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, dan tiga orang lainnya di dalam Kompleks Keraton sejak Kamis (11/2/2021).

Informasi yang dihimpun Solopos.com, ada perbedaan cerita antara versi GKR Timoer dengan versi kubu PB XIII yang tak lain ayahnya sendiri mengenai pengurungan tersebut. GKR Timoer menyebut dirinya dikurung di dalam Keputren kompleks Keraton Solo, tanpa makanan dan listrik. "Putri yang terkurung versi 2," demikian ia menyebut perlakuan terhadapnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedangkan versi kubu PB XIII menyebut tidak ada pengurungan terhadap GKR Timoer, Gusti Moeng, dan tiga orang lainnya yang hingga Jumat (12/2/2021) malam masih bertahan di Keraton. Wakil Pengageng Sasana Wilopo Keraton Solo, KRA Dani Nuradiningrat, selaku utusan PB XIII Hangabehi, mengatakan GKR Timoer dan Gusti Moeng datang sendiri ke Keraton dan masuk tanpa izin dari Sinuhun PB XIII.

Baca Juga: Geger! Gusti Moeng, GKR Timoer, dan Sejumlah Penari Dikunci Di Dalam Keraton Solo

"Tidak dikurung, kapan saja mereka mau keluar dipersilakan. Mereka masuk dengan sendirinya dan tidak mau keluar tapi bersikap seolah-olah kami tidak membolehkan keluar," kata Dani saat konferensi pers klarifikasi isu pengurungan putri Raja di kompleks Keraton Solo, Jumat malam.

Tamu dari BPK

Ketua Lembaga Hukum Keraton Solo KP Eddy Wirabhumi yang juga suami Gusti Moeng mengatakan kedatangan istrinya ke Keraton pada Kamis siang karena mendengar ada pejabat dari BPK yang datang. Gusti Moeng merasa berkepentingan untuk menemui dan menyampaikan aspirasi karena beberapa waktu lalu menerima surat dari BPK Jateng di Semarang mengenai pertanggungjawaban keuangan 2018.

Namun saat datang ke Keraton, Gusti Moeng malah dikunci di dalam kompleks Keputren sehingga tidak bisa menemui pejabat dari BPK itu. Mengenai hal tersebut, Dani membenarkan memang ada tamu dari BPK yang datang untuk menemui PB XIII.

Baca Juga: Terkurung Di Keraton Solo, Gusti Moeng dan GKR Timoer Hanya Makan Daun Singkong dan Pepaya

Dani menyebut tamu dari BPK itu adalah tamu pribadi PB XIII sehingga tidak bisa setiap orang nimbrung dalam pertemuan. "Kalau ada urusan dengan BPK, kantor BPK itu kan jelas ada di mana. Bisa langsung datang ke sana. Acara hari itu [Kamis] tamu itu ingin ketemu Sinuhun, itu pribadi Sinuhun," jelas Dani.

Pintu Dikunci

KP Eddy Wirabhumi menyebut semua pintu akses Keraton Solo dikunci sehingga membuat Gusti Moeng, GKR Rumbai, dua penari, dan seorang pembantu tak bisa keluar. Abdi dalem yang anaknya ikut Gusti Moeng di dalam Keraton juga yakin anaknya dan yang lain-lain dikunci. Namun abdi dalem bernama Yemy Triana itu mengaku tidak tahu pasti siapa yang mengunci pintu.

"Paling ya petugas-petugas itu. Semalam juga dijaga polisi bersenjata, udah kayak teroris saja anak saya," ujarnya seraya menyebut anaknya adalah penari yang bernama Warna.

Baca Juga: Gusti Moeng Dikunci Di Keraton Solo Saat Hendak Temui Tamu Dari BPK

Mengenai hal tersebut, Wakil Pengageng Sasana Wilopo Keraton Solo, KRA Dani Nuradiningrat, menegaskan tak ada pengurungan terhadap putri dan adik Raja PB XIII. Menurut Dani, pintu Keraton selama ini memang selalu dikunci demi alasan keamanan

"Namun di setiap pintu ada penjaganya dan jika mereka minta pasti akan dibukakan pintu itu. Contohnya waktu Kanjeng Wira [KP Eddy Wirabhumi] keluar pukul 22.00 WIB malam tadi kan bisa," ujar Dani.

Pengiriman Makanan

GKR Timoer mengungkapkan di kompleks Keraton tempatnya dikunci tidak ada makanan maupun sarana untuk memasak makanan. Tabung elpiji untuk bahan bakar kompor tidak ada. Sedangkan kerabat dan abdi dalem yang hendak mengirim makanan tidak diperbolehkan masuk.

Baca Juga: Putri dan Adik Raja Terkunci Di Keraton Solo, Kapolresta: Itu Persoalan Internal, Polisi Hanya Memantau

Pantauan Solopos.com, pada Jumat pagi ada belasan orang kerabat GKR Timoer dan Gusti Moeng serta abdi dalem yang datang membawakan makanan untuk mereka yang bertahan di dalam Keraton Solo. Namun, petugas jaga pintu tidak mengizinkan mereka masuk ke tempat pengurungan putri Raja Solo itu hingga sore hari.

KRA Dani Nuradiningrat mengatakan para kerabat dan abdi dalem itu bukannya tidak dibolehkan membawakan makanan untuk GKR Timoer dan lainnya yang berada di dalam Keraton. Menurut Dani, untuk masuk ke dalam kompleks Keraton harus ada izin dari PB XIII dan mereka tidak mengantongi izin tersebut.

Penjaga pintu sudah menawarkan untuk mengantarkan makanan yang mereka bawa ke dalam Keraton. Namun, para kerabat dan abdi dalem itu menolak dan ingin tetap masuk sendiri ke dalam Keraton. "Padahal itu tidak mungkin mengingat situasi yang masih pandemi dan sesuai prosedur semuanya memang harus atas palilah Sinuhun," ujar Dani.

Baca Juga: Pengageng Keraton Solo: Gusti Moeng dan GKR Timoer Tidak Dikunci, Boleh Keluar Kapan Saja

Aliran Listrik

GKR Timoer yang merupakan putri sulung Raja Solo, PB XIII, lewat akun Instagramnya, @gkrtimoer, mengunggah video mengenai kondisi Keputren tempat ia dikurung yang gelap tanpa penerangan listrik. Ia menyebut aliran listrik di bangunan itu dimatikan.

Abdi dalem Yemy Triana yang anaknya ikut Gusti Moeng terkunci di dalam Keraton juga mengatakan pada Kamis malam itu aliran listrik dimatikan dua kali. "Tadi malam anak saya sempat telepon dan bilang listrik dimatikan dua kali, lalu mati sampai pagi. Jadi semalam mereka tidur dalam gelap," ujarnya.

Menanggapi hal itu, KRA Dani Nuradiningrat mengatakan memang tidak semua bagian Keraton Solo dialiri listrik. Hanya pada bagian-bagian tertentu yang akan dipakai untuk acara.

Baca Juga: Sebut Tidak Ada Pengurungan, Ini Kata Kubu PB XIII Soal Pintu Keraton Solo Yang Dikunci



Hal itu menurut Dani untuk mengantisipasi kebakaran seperti yang terjadi pada 1985 lalu. Saat itu, Keraton Solo terbakar karena korsleting listrik. "Tidak ada itu sabotase listrik di Keraton," tegasnya.

Sementara itu hingga Jumat malam belum diketahui bakal sampai kapan GKR Timoer dan Gusti Moeng bertahan di dalam Keraton Solo. GKR Timoer sempat mengunggah video di akun Instagram-nya bahwa ia mendapat kiriman makanan dari Kepolresta Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya