SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BANTUL — Wisata Mangunan di Bantul, DIY, mengalami penurunan pada libur Natal dan Tahun Baru 2020 ini. Penurunan pengunjung itu bahkan mencapai 14% dibandingkan dengan tahun lalu.

Menurut laporan Solopos.com, total pengunjung kawasan wisata di Mangunan selama liburan Natal dan Tahun Baru 2020 sebanyak 184.983. Jumlah itu menurun ketimbang tahun sebelumnya yang mencapai 216.076 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mantap! Eks Pemain PS Tira Persikabo Merapat ke Persis Solo

Ekspedisi Mudik 2024

Data tersebut diambil dari data Koperasi Notowono yang merupakan wadah bagi pengelola wisata Mangunan dan sekitarnya. “Penurunan sampai 14 persen dan hampir terjadi di semua objek wisata di bawah naungan Koperasi Notowono,” kata Ketua Koperasi Notowono, Purwo Harsono, Kamis (2/1/2020).

Pria yang akrab disapa Ipung itu mengatakan jumlah kunjungan itu dihitung sejak 21-31 Desember 2019. Ipung mengaku tak tahu penyebab penurunan jumlah pengunjung di wisata perbukitan dengan panorama alam terbuka tersebut.

Namun dia menduga karena beberapa faktor di antaranya adalah tren wisata alam sejak dua tahun terakhir viral di berbagai tempat. Tempat-tempat itu bisa menjadi alternatif baru untuk berwisata. Apalagi, panorama yang ditawarkan sejenis dengan yang dimiliki Mangunan.

Selain itu, akses jalan menuju Mangunan dan sekitarnya yang sempit juga bisa menjadi salah satu biang penurunan jumlah pengunjung. Menurut Ipung, jalur Imogiri-Mangunan sebenarnya sudah lebar dan bus sudah bisa lewat, namun jalur Mangunan-Terong Dlingo-Patuk (Kabupaten Gunungkidul) sepanjang sekitar 12 kilometer masih terbilang sempit.

Harga Rokok Naik, Penjualan di Solo Masih Stabil

Terlebih adanya larangan bus turun lewat Imogiri dan diarahkan lewat Patuk memicu jalur Terong-Patuk pun kian crowded. “Jalur Terong-Patuk itu untuk papasan bus saja tidak bisa. Belum lagi masih ada beberapa titik di ruas jalan itu yang rusak,” kata dia.

Meski begitu, dia enggan menyalahkan soal kesiapan infrastruktur. Bagi dia, tren spot-spot swafoto yang ditawarkan di sejumlah objek wsiata memang tidak akan bertahan lama. Itulah sebabnya, pihaknya juga bakal mengevaluasi tren penurunan wisatawan tersebut yang kemungkinan salah satunya disebabkan kebosanan wisatawan dengan spot swafoto.

“Kami mulai mengupayakan agar tidak hanya menyediakan spot swafoto, tetapi juga mengelola budaya dan menggelar atraksi,” ujar Ipung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya