SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Pengelola Museum Keris Solo menyusun sejumlah konsep untuk menarik minat anak-anak muda berkunjung ke museum. Ke depan, museum yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 9 Agustus 2017 itu tak hanya sebagai sarana edukasi tetapi juga dipoles menjadi tempat rekreasi.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Keris Solo, Bambang Marsudi Budi Santoso, mengatakan berkunjung ke museum jarang diminati oleh sebagian masyarakat, terutama kalangan anak muda. Menurutnya, masalah tersebut menjadi tantangan tersendiri.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Museum di negara kita atau negara berkembang masih dianggap sebagai hal yang sekadar ampiran [mampir] oleh wisatawan,” ujarnya saat ditemui di ruangan kerjanya di Museum Keris Solo, Jl. Bhayangkara Nomor 2, Sriwedari, Solo, Jumat (1/2/2019).

Kondisi itu, ungkap dia, berlainan dengan masyarakat di negara maju yang menganggap museum sebagai tempat yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.

“Hal ini [museum sebagai ampiran] menjadi sebuah tantangan yang harus kita hadapi dan tidak bisa kita hindari. Oleh karena itu, saya telah menyusun beberapa konsep agar museum tidak hanya menjadi tempat edukasi tetapi juga bisa menjadi tempat rekreasi,” ujar Bambang Marsudi.

Ia mengaku sudah mengajukan sejumlah anggaran untuk anak-anak muda yang mau nongkrong di museum.

“Bagaimana mereka [anak muda] mau masuk ke museum. Saya melakukan kerja sama dengan Dinas Pendidikan, contohnya seperti program sekolah outing atau kegiatan ekstrakurikuler lain bisa dibawa ke sini [museum],” ujarnya.

Ia mengatakan Museum Keris Solo per tahunnya mampu mendatangkan sekitar 8.634 pengunjung. Selain wisatawan domestik, ada pula pengunjung dari mancanegara, seperti dari Inggris, Malaysia, Prancis, Belanda, Jepang, dan negara lainnya.

“Tahun 2018 target kita itu hanya 6.000 pengunjung, tetapi jumlah pengunjung mencapai angka 8.634 orang. Tiket masuk musim keris hanya sebesar Rp10.000,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan , pada Jumat, di Museum Keris terlihat delapan pengunjung dari Kota Malang beserta tour guide.

Salah satu pengunjung Seno Amandito, mengaku miris dengan sepinya pengunjung di Museum Keris Solo. “Saya sedih melihat kondisi museum yang sepi seperti ini, seharusnya kepala UPT museum memanggil vlogger terkenal untuk mempromosikan tempat ini,” ujarnya.

Ia berharap dengan adanya vlogger yang datang bisa membuat museum kedatangan lebih banyak pengunjung.

“Zaman digitalisasi merupakan zaman di mana orang-orang tertarik datang ke suatu tempat karena review dari salah satu vlogger ternama. Zaman sekarang sosial media merupakan hal yang paling utama,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya